Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Panen raya padi di Bulak Sirat, Kalurahan Sidomulyo Kapanewon Bambanglipuro Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)
Panen raya padi di Bulak Sirat, Kalurahan Sidomulyo Kapanewon Bambanglipuro Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Intinya sih...

  • Bulog Kanwil Yogyakarta serap 4.500 ton GKP dari petani Bantul dalam 3 bulan terakhir, dengan rata-rata 1.500 ton per bulan.
  • Harga pembelian gabah kering panen sebesar Rp6.500 per kilogram membuat petani lebih antusias menjual ke Bulog daripada pedagang lain.
  • Total produksi gabah kering panen di Bantul mencapai 32 ribu ton dalam 3 bulan terakhir, meski serapan Bulog dinilai masih kecil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bantul, IDN Times - Bulog Kanwil Yogyakarta menyampaikan bahwa dalam tiga bulan terakhir telah melakukan penyerapan gabah kering panen (GKP) dari petani. Khusus di wilayah Bantul, Bulog mencatat mampu menyerap sekitar 50 ton GKP setiap harinya. Dengan jumlah tersebut, total penyerapan gabah di Bantul dalam satu bulan mencapai sekitar 1.500 ton.

1. Setiap bulan Bulog serap gabah kering panen dari petani Bantul sebanyak 1.500 ton

Koordinator Serap Gabah Wilayah Bantul, Kantor Wilayah Bulog DIY, Wahyu Widi.(IDN Times/Daruwaskita)

Koordinator Serap Gabah Wilayah Bantul, Bulog Kanwil Yogyakarta, Wahyu Widi, menyebut bahwa selama tiga bulan terakhir pihaknya telah menyerap 4.500 ton GKP dari petani di wilayah Bantul. Penyerapan tersebut dilakukan dengan rata-rata 1.500 ton per bulan.

"Kita membeli gabah kering panen dengan harga Rp6.500 per kilogram sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah," katanya di sela panen raya padi di Bulak Sirat, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul pada Senin (7/4/2025).

2. Harga gabah kering panen Ro6.500 cukup baik bagi petani

Bulog DIY membeli gabah kering panen dari petani di Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Wahyu menjelaskan bahwa dengan harga pembelian gabah kering panen sebesar Rp6.500 per kilogram, banyak petani yang antusias menjual hasil panennya ke Bulog dibandingkan ke pedagang yang kerap menawarkan harga lebih rendah.

"Jadi memang petani kita itu ketika panen tidak seluruhnya menjual hasil panen padi namun menyisakan gabah untuk kebutuhan sehari-hari," tuturnya.

Ia menambahkan, penyerapan gabah oleh Bulog bersifat sukarela. Namun, harga pembelian yang cukup kompetitif membuat petani lebih bersemangat untuk melanjutkan usaha taninya di musim tanam berikutnya.

3. Tak masalah serapan gabah kering oleh Bulog masih rendah

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.(IDN Times/Daruwaskita)

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyampaikan bahwa total produksi gabah kering panen di Bantul dalam tiga bulan terakhir mencapai 32 ribu ton. Dengan jumlah tersebut, serapan Bulog yang hanya 4.500 ton dinilai masih kecil. Meski demikian, ia menilai hal itu bukan masalah karena petani memiliki kebebasan menjual gabah ke pihak lain yang menawarkan harga lebih tinggi.

"Sekali lagi Bulog bukan satu-satunya yang membeli gabah kering panen dari petani. Kalau ada yang membeli lebih tinggi dari Bulog kenapa tidak dijual ke pedagang. Kan petani jauh lebih untung," ujarnya.

Halim juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2025, pihaknya menargetkan luasan tanam padi mencapai 34.500 hektare, meskipun lahan pertanian di Bantul hanya sekitar 14 ribu hektare.

"Kok bisa 34.500 hektare sedangkan lahan yang ada hanya 14 ribu hektar. Ya itu karena petani bisa menanam padi dalam satu tahunnya bisa dua kali, tiga kali bahkan ada yang empat kali sehingga kalau ditotal bisa mencapai 34.500 hektare," tutur Halim.

Ia menambahkan, pada tahun 2024 lalu Bantul mencatatkan surplus gabah hingga 51 ribu ton dan berharap capaian tahun ini bisa lebih tinggi.

Editorial Team