Serangan Monyet Ekor Panjang, Petani Bantul Rugi Ratusan Juta Rupiah

- Serangan monyet ekor panjang menyebabkan kerugian hingga ratusan juta bagi petani di Bantul
- Fenomena serangan monyet terjadi saat kemarau panjang dan stok makanan di habitat monyet habis
- DKPP Bantul berkomunikasi dengan BKSDA DIY dan LSM namun belum menemukan solusi untuk meminimalkan kerugian petani
Bantul, IDN Times - Serangan monyet ekor panjang menyasar tanaman palawija seperti jagung, kacang hingga tanaman buah-buahan di Kapanewon Dlingo, Pundong, Imogiri dan Piyungan. Kejadian ini menyebabkan petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah
1. Makanan di habitat monyet habis

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, mengatakan serangan monyet ekor panjang merupakan fenomena tahunan. Mereka menyerang saat kemarau panjang, ketika stok makanan di habitat monyet telah habis.
"Di Kapanewon Dlingo sendiri, serangan monyet ekor panjang terhadap tanaman palawija telah menyebabkan kerugian hingga Rp400 juta. Belum kerugian petani di tiga kapanewon lainnya," katanya, Jumat (13/12/2024).
2. Belum ada solusi atasi monyet ekor panjang

DKPP Bantul saat ini berkomunikasi dengan BKSDA DIY, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), untuk meminimalkan kerugian petani. Namun hingga saat ini belum ada solusi.
"Jelas petani mengeluh, kita juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak namun belum ada jalan keluarnya," ujar Joko.
3. Perkembangan monyet ekor panjang sangat cepat

Diakui Joko, pertumbuhan monyet ekor panjang sangat cepat. Satu ekor monyet pejantan bisa mengawini 70 ekor betina dalam masa kawin yang berlangsung sekitar 11 hari.
"Kan bisa dibayangkan banyaknya anakan monyet ekor panjang yang dilahirkan oleh monyet ekor panjang betina," tandasnya.
Ia menambahkan, untuk pertambahan populasi salah satu cara yaitu memandulkan monyet jantan. "Namun kita butuh payung hukum yang jelas. Daripada kita menjalankan itu tapi bermasalah hukum di belakangnya. Ya kita berdoa sajalah semoga ada jalan keluar," pungkasnya.