Gunungkidul, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Gunungkidul pada Rabu (10/10/2025). Salah satu agendanya dalam kunjungan tersebut adalah penyerahan sertifikat wakaf untuk sejumlah pondok pesantren di Bumi Handayani.
Serahkan Sertifikat Wakaf Pesantren di Gunungkidul, Ini Pesan AHY

Intinya sih...
Menteri AHY menyerahkan sertifikat wakaf untuk sejumlah pesantren di Gunungkidul.
Ia mengingatkan pentingnya memastikan semua bangunan, termasuk pesantren dan fasilitas publik, sesuai standar konstruksi demi keselamatan.
AHY juga meninjau proyek pompa air di Desa Kelor yang mampu meningkatkan indeks pertanaman dan memenuhi kebutuhan air bersih warga.
1. Sebagai pengingat bagi semua agar semua bangunan sesuai standar konstruksi
Dalam kesempatan itu, AHY juga menyoroti tragedi runtuhnya bangunan pondok pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan banyak korban jiwa dari kalangan santri. Ia menegaskan, peristiwa tersebut harus menjadi pengingat bagi semua pihak untuk memastikan setiap konstruksi bangunan, baik pondok pesantren maupun jenis bangunan lainnya, memenuhi standar keamanan yang berlaku.
"Harus diyakinkan dan dipastikan bangunan, bukan saja ponpes namun juga fasilitas publik seperti sekolah, puskesmas, rumah sakit dan semua bangunan yang digunakan secara komunal, harus sesuai dengan standar konstruksi," ujarnya.
2. Keselamatan merupakan yang utama
Menurut AHY, pentingnya membangun sesuai standar konstruksi karena faktor keselamatan harus menjadi prioritas utama. Ia menekankan, keselamatan harus mendorong semua pihak untuk memeriksa kondisi bangunan di lapangan secara menyeluruh. Jika ditemukan bangunan yang sudah mengkhawatirkan karena faktor usia atau kualitas material yang menurun, langkah perbaikan harus segera dilakukan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Saya sudah berkomunikasi dengan Menteri PU untuk segera mengecek lebih detail lagi dan investigasi lagi mana saja yang perlu penguatan dan revitalisasi sebab infratruktur ada dimana-mana dan kita berusaha agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tandasnya.
3. Projek pompa air di Kelor Gunungkidul mampu meningkatkan indeks pertanaman dan memenuhi air bersih warga
Selain menyerahkan sertifikat tanah wakaf bagi sejumlah pondok pesantren, putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ini juga meninjau proyek penyediaan air untuk mendukung swasembada pangan di Desa Kelor, Kabupaten Gunungkidul.
Dalam kunjungannya, AHY menyampaikan bahwa pompa air di lokasi tersebut telah berfungsi dengan baik. Air mengalir bersih dengan debit mencapai 40 liter per detik, sehingga mampu memenuhi kebutuhan irigasi bagi sawah di sekitar Desa Kelor. Ia menambahkan, sistem irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman dari dua kali menjadi tiga kali dalam setahun.
“Insyaallah ini mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Selain untuk pertanian, AHY menjelaskan bahwa sekitar 10 liter per detik dari aliran air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan warga. Ia menekankan, salah satu prioritas Presiden Prabowo selain swasembada pangan dan energi adalah penyediaan air bersih bagi masyarakat. Tantangan ketersediaan air di Gunungkidul, menurutnya, menjadi alasan penting agar proyek ini dijaga dan dimanfaatkan secara optimal.
"Gunungkidul masih banyak kekurangan air bersih, tentunya kita akan identifikasi daerah-daerah yang sangat membutuhkan air bersih dan disinilah perlu kolaborasi pemerintah pusat dan daerah agar memperluas jaringan air bersih," ucapnya.