Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Senyum 3 Putri Kembar Asal Sedayu Diterima di Sekolah Rakyat 19 Bantul

1752555733007.jpg
Susiati Rahayu warga Sedayu yang memiliki putri kembar tiga diterima di SRMA 19 Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)
Intinya sih...
  • 3 putri kembar diterima di SRMA 19 Bantul, tinggal satu kamar di asrama putri
  • Diberitahu oleh pendamping PKH ada seleksi siswa untuk SRMA, semua gratis tanpa biaya
  • Sekolah rakyat sangat meringankan beban hidup dari keluarga miskin, tidak perlu memikirkan biaya pendidikan dan kebutuhan harian anak-anaknya

‎Bantul, IDN Times - Ratusan orang tua tampak antusias mengantar anak mereka ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 Bantul yang berlokasi di Padukuhan Sonosewu, Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.

Meski wajah mereka ceria, terselip pula raut sedih karena harus berpisah dengan anak yang akan tinggal di asrama. Namun, pihak sekolah memberikan kesempatan bagi siswa untuk pulang dan bertemu orangtua setiap dua minggu sekali.

1. 3 putri kembar diterima semuanya di SRMA 19 Bantul tinggal satu kamar

Screenshot_20250715-115930.jpg
Susiati Rahayu warga Sedayu yang memiliki putri kembar tiga diterima di SRMA 19 Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu orangtua murid yang tampak ceria adalah Susiati Rahayu (45), warga Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul. Susi memiliki tiga anak kembar, yakni Nurbaiti, Nurlaili, dan Nuraini. Ketiganya diterima di SRMA 19 Bantul dan tinggal bersama dalam satu kamar di asrama putri.

"Anak saya bungsu tiga orang (kembar) tinggal satu kamar di asrama, seperti tinggal di rumah saja. Tapi kamarnya bagus sekali, ada dua tempat tidur tingkat, kamar mandi toilet juga bagus dan lantai juga sangat bersih," katanya, Senin (14/7/2025).

2. Diberitahu oleh pendamping PKH ada seleksi siswa untuk SRMA

1752555657924.jpg
Susiati Rahayu warga Sedayu yang memiliki putri kembar tiga diterima di SRMA 19 Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Susi mengaku awalnya berencana menyekolahkan tiga anak kembarnya ke SMA di Kapanewon Pajangan setelah lulus SMP. Namun, ia sempat bingung memikirkan biaya karena harus menyekolahkan tiga anak sekaligus.

"Kan biaya sekolahnya pasti banyak karena masuk tiga anak sekaligus," ujarnya.

Hingga akhirnya, Susi mendapat informasi dari petugas PKH di Kalurahan Argorejo tentang adanya seleksi calon siswa untuk Sekolah Rakyat tingkat SMA yang semuanya gratis.

"Kemudian saya diberi formulir pendaftaran sekolah rakyat dan tiga anak saya mendaftar sekaligus hingga dilakukan proses seleksi dan akhirnya diterima di SRMA 19 Bantul," terangnya.

"Sangat bersyukur sekali, kan anak saya ini nilainya juga tidak bagus-bagus banget dan diterima di SRMA 19 Bantul. Semuanya gratis tidak bayar sepeser pun. Ini sangat meringankan saya," tandasnya.

‎3. Sekolah rakyat sangat meringankan beban hidup dari keluarga miskin

1752555643561.jpg
Susiati Rahayu warga Sedayu yang memiliki putri kembar tiga diterima di SRMA 19 Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Susi mengaku tidak terlalu sedih harus berpisah dengan tiga anak bungsu kembarnya yang kini tinggal di asrama. Sebab, ketiganya tinggal di asrama yang sama bahkan dalam satu kamar. Selain itu, ia masih bisa menjenguk atau berkomunikasi lewat telepon sesuai jadwal yang ditentukan sekolah.

"Sekarang saya tinggal dengan anak kedua saya di rumah. Anak pertama kerja di Solo sedangkan anak ketiga tinggal bersama ayahnya di Palembang," ungkapnya.

Susi pun lega karena selama tiga tahun ke depan tidak perlu memikirkan biaya pendidikan dan kebutuhan harian anak-anaknya, karena semuanya ditanggung pemerintah. Keberadaan sekolah rakyat ini sangat membantu keluarga miskin seperti dirinya dan 199 keluarga lainnya yang anaknya diterima di SRMA 19 Bantul.

"Saya hanya berpesan kepada anak saya untuk belajar tekun dan disiplin mengikuti aturan yang ada di sekolah rakyat ini. Saya pasrahkan anak saya kepada guru, kepada sekolah, pendamping siswa hingga guru kelas," tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us