Umat katolik mengikuti misa Jumat Agung di Gereja HKTY Ganjuran.(IDN Times/Daruwaskita)
Sementara RM. Martinus Sutomo dalam homili singkatnya saat memimpin misa Jumat Agung di Gereja HKTY Ganjuran, mengatakan semua manusia yang hidup pasti akan mengalami maut namun demikian Yesus yang telah meninggal di kayu salib telah mengalahkan maut.
"Dalam kisah sengsara kita juga mendengar bagaimana Tuhan Yesus mengalami sengsara dan kalau kita ingat pribadi seseorang itu akan tampak aslinya ketika menghadapi sengsara dan derita. Kalau orang menghadapi suasana senang maka watak aslinya belum muncul namun setelah menghadapi kesusahan dan sengsara maka watak aslinya akan muncul," ucapnya.
Tuhan Yesus yang harus menghadapi sengsara mulai dari dicemooh, diludahi hingga disiksa tetap menunjukkan watak dengan kesabarannya dan tetap damai serta watak pengampunan.
"Sebagai murid Sang Kristus kita diajak meneladani apa yang dilakukan Yesus meski itu sangat berat. Kita itu jangan ditampar, baru sedikit saja dihina, dendamnya sampai berbulan-bulan. Ketika Yesus disiksa dihina, Yesus menunjukkan pengampunannya dengan mengucapkan "ampunilah dosa mereka ya Bapa karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat". Kita diajak meneladani Yesus yang sabar dan penuh ampun," ucapnya.
"Kalaupun kita belum sanggup, sikap sabar dan pengampun dari Tuhan Yesus, kita diajak untuk meneladani orang-orang yang baik seperti yang ada dalam pasio kisah sengsara Tuhan Yesus seperti Simon dari Kirene yang ikut memanggil salib Kristus, Veronika yang mengusah wajah Tuhan Yesus," ucapnya.
Dan yang terakhir kata Romo Sutomo umat katolik jika belum sanggup meneladani orang-orang baik karena sibuk dengan urusan sendiri dan senang dengan kepentingannya sendiri maka jangan meniru orang berteriak "salibkan Dia, salibkan Dia.
"Kita diajak agar tidak mengadili orang lain, memojokkan orang lain, kalau kita belum bisa berbuat baik janganlah kita memojokkan sesama, janganlah kita mencari-cari masalah dengan sesama," katanya.