Semangat Warga Sekitar Bandara YIA Ubah Nasib Ikut Pelatihan Aviasi, Senin (15/12/2025). (IDNTimes/ Tunggul Damarjati)
Erly mengungkapkan, meski pernah magang di industri perhotelan, dirinya merasa belum cukup dengan pengalamannya itu. Dengan waktu lima hari pelatihan basic facility care bidang aviasi dalam IAS Terampil ini, ia ingin lebih banyak belajar dan mempersiapkan diri untuk peluang kerja di masa depan.
"Nambah pengalaman lagi soalnya kemarin sudah pernah di hotel, jadi pengin menambah wawasan lagi," kata Erly di Novotel, Senin (15/12/2025).
Erly yang berasal dari keluarga sederhana, harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan harian. Ayahnya yang berusia 51 tahun, bekerja sebagai buruh dengan penghasilan tak menentu, sekitar Rp500 ribu - Rp700 ribu per minggu. Ibunya mengurus rumah tangga, sementara adik-adiknya masih kecil. Sebagai anak pertama, Erly merasa punya tanggung jawab besar untuk membantu meringankan beban keluarga.
"Saya anak pertama, jadi harus membantu," ujar Erly.
Erly dan keluarganya termasuk salah satu warga Glagah, Temon yang terdampak proyek pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo. Meski memperoleh ganti untung, aset seperti sawah dan lahan untuk ternak sudah tidak ada lagi.
Meski hidup penuh tantangan, Erly tidak patah semangat. Harapannya program IAS Terampil ini bisa membuka jalan untuk mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Semangat yang sama dipancarkan Ika Sumaryati (28). Warga Plumbon, Temon . Ia ingin mendapat peluang kerja dan tak lagi bergantung pada pendapatan suami.
"Sekarang nggak kerja, tapi sebelumnya pernah kerja di office, admin finance. Penginnya ya nanti kerja lagi, ini (IAS Terampil) untuk nambah ilmu," katanya.