Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bandara YIA - IDN Times/Siti Umaiyah
Bandara YIA - IDN Times/Siti Umaiyah

Intinya sih...

  • Erly dan Ika mengubah nasib dengan program pelatihan aviasi

  • Program IAS Terampil untuk mencetak SDM berkualitas di sektor kebandarudaraan

  • Pelatihan tidak hanya memberi sertifikat, tapi juga meningkatkan kompetensi peserta

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kulon Progo, IDN Times - Di balik senyum sederhana seorang Erly Febrianti yang baru menginjak usia 18 tahun, tersimpan tekad dan semangat juang kuat untuk mengubah nasib.

Ia menjadi salah satu peserta Program IAS Terampil Batch 2 digelar PT Integrasi Aviation Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) selaku sub-holding dari InJourney di Hotel Novotel, Kulon Progo.

Baru saja lulus SMK tahun ini, Erly menyadari perjalanan hidupnya tak akan cukup hanya dengan apa yang ia pelajari. Oleh karena itu, ia ikut program IAS Terampil Batch 2.

1. Tekad Erly dan Ika mengubah nasib

Semangat Warga Sekitar Bandara YIA Ubah Nasib Ikut Pelatihan Aviasi, Senin (15/12/2025). (IDNTimes/ Tunggul Damarjati)

Erly mengungkapkan, meski pernah magang di industri perhotelan, dirinya merasa belum cukup dengan pengalamannya itu. Dengan waktu lima hari pelatihan basic facility care bidang aviasi dalam IAS Terampil ini, ia ingin lebih banyak belajar dan mempersiapkan diri untuk peluang kerja di masa depan.

"Nambah pengalaman lagi soalnya kemarin sudah pernah di hotel, jadi pengin menambah wawasan lagi," kata Erly di Novotel, Senin (15/12/2025).

Erly yang berasal dari keluarga sederhana, harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan harian. Ayahnya yang berusia 51 tahun, bekerja sebagai buruh dengan penghasilan tak menentu, sekitar Rp500 ribu - Rp700 ribu per minggu. Ibunya mengurus rumah tangga, sementara adik-adiknya masih kecil. Sebagai anak pertama, Erly merasa punya tanggung jawab besar untuk membantu meringankan beban keluarga.

"Saya anak pertama, jadi harus membantu," ujar Erly.

Erly dan keluarganya termasuk salah satu warga Glagah, Temon yang terdampak proyek pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo. Meski memperoleh ganti untung, aset seperti sawah dan lahan untuk ternak sudah tidak ada lagi.

Meski hidup penuh tantangan, Erly tidak patah semangat. Harapannya program IAS Terampil ini bisa membuka jalan untuk mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Semangat yang sama dipancarkan Ika Sumaryati (28). Warga Plumbon, Temon . Ia ingin mendapat peluang kerja dan tak lagi bergantung pada pendapatan suami.

"Sekarang nggak kerja, tapi sebelumnya pernah kerja di office, admin finance. Penginnya ya nanti kerja lagi, ini (IAS Terampil) untuk nambah ilmu," katanya.

2. Cetak SDM berkualitas untuk sektor kebandarudaraan

Direktur Human Capital IAS, Israwadi menuturkan, misi utama pelatihan adalah membangun sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan berdaya saing di sekitar wilayah operasional perusahaan. IAS Terampil ini juga sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan.

Ia menjelaskan IAS Terampil dirancang sebagai program pengembangan kompetensi yang berorientasi pada kebutuhan operasional dan standar industri aviasi. Program ini memfokuskan pemahaman menyeluruh mengenai perawatan fasilitas, penerapan standar operasional prosedur, aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta prinsip pemeliharaan fasilitas secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.

Melalui pendekatan tersebut, IAS berupaya memastikan kesiapan tenaga kerja dalam mendukung operasional bandara yang andal dan berorientasi pada kualitas layanan.

"Dengan fokus pada pelatihan Basic Facility Care, IAS berupaya mencetak sumber daya manusia yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam terhadap standar layanan dan budaya keselamatan di lingkungan kebandarudaraan," ujar Israwadi.

3. Tak cuma sertifikat, tapi juga tingkatkan kompetensi

Plt Direktur SDM Angkasa Pura Suport Ricko Respati. (IDNTimes/ Tunggul Damarjati)

Sementara itu, Plt Direktur SDM Angkasa Pura Suport Ricko Respati mengatakan warga sekitar YIA yang terdampak pembangunan bandara memang menjadi salah satu kategori dari peserta pelatihan ini.

Melalui Program IAS Terampil, pihaknya berharap warga sekitar bandara memiliki kesempatan lebih besar untuk meningkatkan kompetensi serta kualitas hidup dari pembekalan teknis dan nonteknis yang diberikan.

Selama pelaksanaan program, peserta mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan yang terstruktur dan berkesinambungan. Kegiatan tersebut meliputi pemaparan materi secara mendalam, diskusi interaktif, studi kasus berbasis praktik terbaik di lingkungan kebandarudaraan, serta sesi praktik lapangan dari instruktur dan praktisi berpengalaman di bidang facility management dan layanan bandara.

Walaupun tidak menjanjikan penyerapan kerja secara langsung, pihaknya menekankan program pelatihan sekaligus sertifikasi ini memberi bekal nyata bagi peserta. "Sertifikatnya akan dikeluarkan oleh Badan Nasional Serifikasi Profesi (BNSP)," ucap Ricko.

Terakhir, IAS berharap dapat terus mencetak tenaga kerja dengan integritas, etos kerja tinggi, serta orientasi kuat pada mutu dan keselamatan layanan. IAS akan secara konsisten mengembangkan berbagai program pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM sebagai bagian dari komitmen perusahaan, khususnya dalam mendukung transformasi layanan kebandarudaraan. Selain itu demi membantu pemerintah untuk membuka kesempatan kerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di industri aviasi nasional.

Editorial Team