Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kanker payudara (IDN Times/Novaya Siantita)

Intinya sih...

  • Lebih dari seribu perempuan ikuti skrining kanker payudara gratis selama tiga hari di Yogyakarta.
  • CEO Siloam Hospitals Yogyakarta, Siti Nurtata Rizki, menyebut 70% kasus sudah masuk stadium 3 saat terdeteksi.
  • Program Selangkah telah menjangkau lebih 33 ribu perempuan dari 139 desa dan beragam kelompok masyarakat sejak diluncurkan Maret 2023.

Yogyakarta, IDN Times - Grup Rumah Sakit Siloam berkomitmen melindungi perempuan Indonesia melalui program Semangat Lawan Kanker (Selangkah). Lebih dari seribu perempuan mengikuti skrining kanker payudara gratis di Lippo Plaza Yogyakarta selama tiga hari berturut-turut.

Rangkaian kegiatan ini turut dihadiri GKR Mangkubumi dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani Siti, serta Nurtata Rizki dan Erich Ricardo selaku EO-Direktur Siloam Hospitals Yogyakarta.

 

 

1. Pemkot dukung perempuan aktif skrining payudara

GKR Mangkubumi (instagram.com/gkrmangkubumi)

GKR Mangkubumi menyampaikan arti penting kesadaran perempuan terhadap kesehatan payudara. "Periksalah payudara secara rutin. Kita sebagai perempuan, kesehatan tubuh adalah prioritas kita," ujarnya, Kamis (1/5/2025).

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan yang menghadiri acara pembukaan menyampaikan apresiasinya dengan kegiatan yang penting bagi perempuan. 

"Kita mengapresiasi acara ini, karena ada lebih dari seribu perempuan yang ditargetkan untuk bisa melakukan screening kanker payudara. Dan ini
menjadi satu langkah yang harus kita dukung ke depannya," kata Wawan.

 

2. Mayoritas kasus sudah masuk stadium 3 saat terdeteksi

Dengan pengetahuan, deteksi dini, dan keberanian untuk bertindak, kanker payudara bisa dilawan.(IDN Times/Foto : ilustrasi)

CEO Siloam Hospitals Yogyakarta, Siti Nurtata Rizki sementara mengatakan, skrining dinilai sangat krusial untuk menentukan langkah selanjutnya, mempertimbangkan fakta bahwa 70 persen kasus sudah masuk stadium 3 saat terdeteksi.

"Bagaimana cara menekan angka itu? Jawabannya hanya satu, yakni skrining secara rutin. Makin cepat terdeteksi, prognosis kesembuhan semakin baik, bahkan bisa sampai 100 persen," ujar Siti.

Siti turut mengajak lebih banyak perempuan untuk berpartisipasi dalam skrining kanker payudara lewat program Selangkah. Program ini telah menjangkau lebih 33 ribu perempuan dari 139 desa dan beragam kelompok masyarakat sejak diluncurkan Maret 2023

Catatan Dinas Kesehatan DIY, tahun 2024 terhitung 593 kasus kanker payudara. Kondisi ini menjadikannya sebagai jenis kanker paling umum pada perempuan di Jogja. Lewat edukasi yang tepat, kesadaran masyarakat diharapkan terbangun dan mendorong perempuan agar lebih aktif melakukan pemeriksaan dini.

"Tak hanya di kota-kota besar, program ini juga melakukan ekspansi layanan yang akan menjangkau 41 lokasi RS Siloam di 28 kota di Indonesia," terangnya.

3. Inisiatif rutin skrining payudara di atas usia 40 tahun

ilustrasi anatomi payudara (Dok. Siloam Hospitals)

Tak hanya memperoleh fasilitas tindak lanjut deteksi dini dari Siloam Hospitals Yogyakarta. Selanjutnya, mereka bisa mengikuti health talk tentang kanker payudara bersama RS Syubbanul Wathon Magelang, bagian dari Grup RS Siloam.

"Kehadiran tokoh-tokoh ini mencerminkan sinergi antara sektor kesehatan dan pemerintah daerah untuk menyediakan layanan kesehatan yang lebih inklusif," bebernya.

Program Selangkah turut menghadirkan sesi health talk bersama Alan Anderson Bangun, dokter dari Siloam Hospitals Yogyakarta. Melalui talkshow ini, narasumber membahas pentingnya deteksi dini, pencegahan, dan penanganan kanker payudara.

"Ketika usia sudah di atas 40 tahun, seluruh perempuan sebaiknya rutin melakukan skrining payudara agar kita bisa mendeteksi secara dini," tutur Alan.

"Penanganan kanker yang sudah terdeteksi berarti berpacu dengan waktu. Penyebaran sel kanker itu harus segera ditangani secepatnya agar tidak menyebar ke jaringan tubuh yang sehat," pungkasnya.

Editorial Team