ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Pixabay)
Pandemik ini juga berimbas turunnya jumlah peserta KB aktif dari 76,14 persen di 2019 menjadi 75,79 persen setahun setelahnya. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan DIY, Prahesti Fajarwati menduga peserta KB khawatir untuk melakukan konsultasi di faskes selama masa pandemik.
"Asumsi kami pada pandemik kan akses layanan kesehatan juga pada awal-awal petugasnya masih takut dan masyarakat juga takut," bebernya.
Penurunan jumlah peserta KB di 2020 ini bersamaan dengan naiknya angka kasus KTD di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dari 939 kasus tahun 2019 menjadi 1.032 tahun 2020. Angka tersebut adalah 2,3 persen dari total angka kehamilan di tahun itu dan terpantau mulai melesat pada Juni hingga Juli.
"Penurunannya (ibu hamil) sedikitnya karena itu kan di awal-awal pandemi saja, April-Mei. Setelah itu sudah ada arahan dan lebih berani. Jadi sesuai, karena bumil baru periksa biasanya setelah terlambat haid. Terlaporkan saat mereka kontak ke nakes. Menurun kembali mulai bulan Agustus sampai akhir tahun," paparnya panjang.
Dari data yang dibeberkan Prahesti, sebanyak 1.032 kasus, 570 di antaranya masuk kategori menikah dan 462 tidak menikah.
"KTD tidak menikah itu artinya kehamilan di luar nikah," tambah Prahesti.
Lebih detail, kategori dari KTD ini meliputi, remaja, peserta gagal KB, dan pasangan usia subur yang belum merencanakan kehamilan.
Sedangkan untuk tahun 2021, diketahui dari hasil pendataan sementara bahwa angka kehamilan di DIY hingga bulan Juni tercatat sudah 22 ribu. Sementara untuk KTD kisaran 1,79 persennya. Menurut Prahesti, ini menurun apabila dibandingkan di periode yang sama pada 2020 yang mencapai 2,5 persen.