Ilustrasi Akad Nikah dimasa Pandemi COVID-19. IDN Times/Andri NH
Zamroni tak memungkiri program ini menuai pro dan kontra di luar sana. Kendati, ia berpegang teguh pada misi menumbuhkan rasa nasionalisme. Pasalnya, dia mengklaim banyak pasangan pengantin baru yang tak hafal dengan sila-sila Pancasila.
"Kalau memang dirasa lebay, ya di mana rasa lebay-nya itu? Kalau kita mau mendukung betul-betul paham nasionalisme ditegakkan ternyata memang di lapangan tidak sedikit teman kita yang tidak hapal dengan sila-sila Pancasila," bebernya.
"Beneran enggak hafal, bukan karena grogi," kata dia menambahkan. Dengan alasan ini pula, KUA Panjatan akan meneruskan program ini.
"(Berjalan) untuk selamanya. Khusus bagi masyarakat teman-teman pengantin supaya terbina terpupuk rasa kecintaan kebangsaan dan rasa nasionalismenya. Kita dorong setiap pelaksanaan pernikahan wajib menghafal Pancasila," tegasnya.
Dipaparkan Zamroni, program P3L sebenarnya juga mencakup agenda penanaman 100 bibit pohon kelapa bagi tiap pengantin baru, sedekah seikhlasnya bagi masyarakat membutuhkan, dan ajakan peduli terhadap tempat ibadah di lingkungan masing-masing.
"Nanti 21 November ada launching 10 ribu bibit bersama Dinas Kelautan Dan Perikanan Kulon Progo. Kita ajak teman-teman untuk jariyah, harapannya di pintu pernikahannya diberikan berkah dari Allah, dari sedekan jariyahnya. Selama hal itu bisa memberikan manfaat, jariyah pahalanya mengalir terus," tutupnya.