Ilustrasi pengunjung di pintu masuk Malioboro (IDN Times/Paulus Risang)
Kepala UPT Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta, Ekwanto, menjelaskan petugas kewalahan karena jumlah pengunjung yang cukup banyak.
“Pada akhir pekan, jumlah pengunjung di Malioboro meningkat cukup banyak. Akhirnya, petugas pun kewalahan meminta pengunjung memindai dan mengisi data melalui aplikasi Sugeng Rawuh,” katanya di Yogyakarta, Senin (15/11/2021), dilansir ANTARA.
Ekwanto menyebut, ada 17 titik pemindaian barcode aplikasi Sugeng Rawuh di Malioboro yang dijaga oleh Jogoboro bersama Satpol PP dan kepolisian. Namun, ramainya pengunjung yang hendak masuk membuat antrean pindai barcode ini mengular. Alhasil, sebagian pengunjung menjadi tidak sabar dan enggan memindai aplikasi tersebut.
“Petugas sudah berupaya memberikan pengertian dan pengunjung pun memahami fungsi aplikasi tersebut,” imbuhnya.