Ilustrasi tabung oksigen medis (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).
Menurut Rukmono, usai oksigen likuid sentral habis, perawatan pasien beralih menggunakan oksigen tabung atau oksigen cadangan yang ada termasuk mendapat pinjaman dari RS Akademik UGM dan RSGM/FKG UGM serta Polda DIY. Lalu, pada pukul 00.15 WIB bantuan Polda DIY sebanyak 100 tabung datang dan langsung didistribusikan ke bangsal-bangsal perawatan sambil menunggu kedatangan pasokan dari penyedia oksigen.
"Selanjutnya pada pukul 03.40 WIB truk oksigen likuid pertama sudah masuk dan mengisi tabung utama, sehingga oksigen sentral sudah dapat berfungsi kembali. Di susul truk kedua pada pukul 04.45 WIB masuk pula mengisi tabung sentral oksigen," terangnya.
Lantaran sudah dilakukan pengisian, maka selanjutnya pelayanan kembali menggunakan oksigen sentral. Berkaitan dengan adanya pemberitaan yang menyebutkan ada 63 pasien yang meninggal, Rukmono merinci jika jumlah tersebut merupakan akumulasi dari Sabtu Pagi (3/7/2021) sampai Minggu Pagi (4/7/2021). Selain itu, pasien meninggal juga bukan hanya yang menggunakan oksigen maupun COVID-19 saja.
"Yang meninggal pasca oksigen sentral habis pukul 20.00 WIB, maka kami sampaikan jumlahnya 33 pasien. Pasien sejumlah itu bukan semata-mata pasien COVID-19 yang harus dengan bantuan oksigen, tetapi terdapat pasien lainnya pula," paparnya.
Rukmono juga membantah jika pasien yang meninggal itu tidak dapat bantuan oksigen. Di mana setelah oksigen sentral habis, pasien tetap tersuplai dengan oksigen tabung. Menurutnya, meninggalnya pasien lantaran kondisi klinisnya yang memburuk.