Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tradisi Labuhan Pantai Goa Cemara.(Dok.Dispar Bantul)

Bantul, IDN Times - Ribuan warga dan wisatawan antusias menyaksikan tradisi labuhan di Pantai Goa Cemara Padukuhan Patihan, Kalurahan Gadingsari, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul Minggu (7/7/2024), bertepatan tahun baru Islam 1 Muharram 1446 H. Perayaan tahun ini dengan tema "Hadeging Nata Rahayuning Projo".

1. Ucapan syukur warga atas rezeki yang diterima

Pembina Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Goa Cemara, Sadiyo.(IDN Times/Daruwaskita)

Pembina Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Goa Cemara, Sadiyo mengatakan tradisi labuhan Pantai Goa Cemara merupakan agenda tahun yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram kalender Islam dimulai jam 09.00 WIB.

"Upacara adat tradisi  Labuhan Pantai Goa Cemara merupakan ungkapan syukur atas rezeki yang diterima warga setempat," tuturnya, Minggu (7/7/2024).

2. Prosesi labuhan dimulai dengan melakukan arak-arakan

Tradisi Labuhan Pantai Goa Cemara.(IDN Times/Daruwaskita)

Proses tradisi labuhan Pantai Goa Cemara dimulai dari rumah Kepala Dusun Patihan menuju Pendapa Pantai Gowa Cemara. "Arakan-arakan berjalan sekitar 500 meter dari Padukuhan Patihan menuju Pantai Goa Cemara. Sepanjang jalan masyarakat antusias menyaksikan arak-arakan tersebut," ucapnya.

Sadiyo menjelaskan warga mengarak gunungan hasil bumi, bunga-bunga, uba rampe, dan kambing kendhit menuju Pendapa Pantai Goa Cemara. Kambing kendhit adalah kambing yang mempunyai garis putih melingkari perut.

"Di pendopo uba rampe oleh mayarakat dan wisatawan didoakan bersama-sama," terangnya.

3. Kambing kendhit dilarung ke tengah laut

Tradisi Labuhan Pantai Goa Cemara.(Dok.Dispar Bantul)

Selesai berdoa warga yang hadir disuguhi nasi kuning. Panitia menyiapkan ribuan nasi kuning yang dibagikan gratis. Selanjutnya uba rampe diarak menuju ke pantai. Sesampai di pantai dilakukan doa bersama. Warga dan wisatawan kemudian berebut gunungan yang berisi hasil bumi. "Sementara kambing kendhit dilarung," pungkasnya.

Editorial Team