Yogyakarta, IDN Times - Angka kasus harian COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus membukukan rekor baru. Kali ini, Pemda DIY mencatat 1.625 kasus baru pada Minggu (4/7/2021).
"Penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 di DIY sebanyak 1.615 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 65.249 kasus," terang Kepala Bagian Humas Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji melalui keterangan tertulis, Minggu.
Ditya memaparkan, distribusi kasus harian terbanyak berdasarkan domisili berasal dari Kabupaten Bantul, yaitu mencapai 422 kasus. Disusul Kabupaten Gunungkidul sebanyak 406 kasus, Kota Yogyakarta 383 kasus, Kabupaten Sleman 308 kasus, dan Kabupaten Kulon Progo 96 kasus.
Sementara berdasarkan riwayatnya, kasus di atas masih didominasi hasil tracing kontak sebanyak 1.319 kasus. Sisanya berasal dari hasil periksa mandiri 254 kasus, skrining karyawan kesehatan 11 kasus, dan perjalanan luar daerah sebanyak 12 kasus.
"Belum ada info (riwayat) 19 kasus," tutur Ditya.
Ditya juga menyebutkan adanya pasien COVID-19 yang meninggal dunia sebanyak 38 kasus, sehingga total kasus meninggal di DIY menjadi 1.694 kasus. Berdasarkan rincian yang diberikan Ditya, pasien meninggal dari Sleman sebanyak 19 orang, Bantul 10 orang, Kota Yogyakarta 3 orang, dan Gunungkidul 6 orang.
Sementara, jumlah pasien sembuh pada hari yang sama sebanyak 524 orang. Rinciannya, Kota Yogyakarta 66 orang, Bantul 168 orang, Kulon Progo 21 orang, Gunungkidul 55 orang, dan Sleman sebanyak 214 orang.
"Sehingga total sembuh menjadi 50.199 kasus," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada, dr. Riris Andono Ahmad, mengatakan bahwa efektivitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat masih belum dapat dilihat. Menurutnya, ledakan kasus saat ini adalah hasil dari penularan sejak sepekan yang lalu.
"Kemungkinan belum (puncak gelombang). Kita masih memanen dari penularan minggu yang lalu," paparnya.
Selain itu, ia juga belum dapat memastikan apakah varian baru atau delta sudah memasuki DIY atau belum. "Sebelum ada bukti whole genome sequencing, tidak bisa menyimpulkan hal tersebut," pungkasnya.