Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi alat rapid test. ANTARA FOTO/Maulana Surya
Ilustrasi alat rapid test. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Sleman, IDN Times - Menanggapi adanya surat imbauan Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DI Yogyakarta mengenai permintaan untuk melakukan tes secara massal, terutama bagi klaster jemaah tablig di Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mengaku sudah menjalankan hal tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengaku klaster tablig Jakarta menjadi salah satu yang menjadi prioritas untuk segera dilakukan tes.

1. Belum akan lakukan tes massal bagi warga

Joko Hastaryo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. (IDN Times/Siti Umaiyah)

Berbeda dengan Kabupaten Bantul yang sudah mulai melakukan rapid test gratis terhadap warganya yang sempat pergi ke zona merah maupun kontak langsung dengan positif COVID-19, Joko menjelaskan jika di Sleman sendiri masih mengutamakan tes terhadap beberapa titik fokus. Hal tersebut lantaran keterbatasan rapid test kit.

"(Tes untuk warga) tidak atau belum. Kita masih utamakan rapid test ke titik-titik fokus yang masih cukup banyak dengan keterbatasan rapid test-kit," ungkapnya pada Senin (4/5).

2. Prioritaskan jemaah tablig

Ilustrasi ASN jalani tes Virus Corona. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Berkaitan dengan jemaah tablig di Kabupaten Sleman, saat ini Dinkes Sleman telah melakukan upaya tracing di beberapa titik, di antaranya terhadap takmir Masjid Al-Ittihad, Karangwuni, Depok serta tempat tinggal WNA India yang sebelumnya terkonfirmasi positif COVID-19. Dari hasil tracing, ada enam orang reaktif. Dari enam tersebut, empat orang dinyatakan positif dan dua lainnya orang negatif. 

Tidak hanya itu, Dinkes Sleman juga telah melakukan upaya rapid test kepada warga sekitar Masjid Al-Ittihad. Dari 78 orang yang diperiksa, semuanya dinyatakan negatif.

3. Jumlah rapid test kit saat ini mulai terbatas

Peralatan rapid test untuk uji sampel COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Menurut Joko, persediaan rapid test kit di Sleman sendiri sudah menipis. Dari total 3.120 kit yang sebelumnya dimiliki, sudah terpakai sejumlah 2.560 kit. Untuk itu, saat ini pihaknya masih melakukan proses pengadaan rapid test kit sejumlah 3.200 kit

"RDT-kit 3.120. Sudah digunakan 2.560. Reaktif 81. Dari 81 reaktif tersebut yang positif/konfirm 10. (Saat ini) masih proses pengadaan 3.200 kit dan tetap mengajukan ke provinsi," jelasnya.

Editorial Team