Ilustrasi Jip Merapi. (IDN Times/Siti Umaiyah)
Dardiri bilang, larangan study tour memberikan dampak signifikan terhadap sektor wisata di Kabupaten Sleman, khususnya lava tour. Penurunan kunjungan mulai terasa sejak wacana pelarangan disosialisasikan hingga diterapkan. Angka penurunan sampai 65 persen adalah yang tertinggi sejak Mei kemarin.
"Untuk wisata minat khusus itu ya berkurang, karena dari Jawa Barat itu kan dominan yang paling banyak, untuk lava tur ini sudah memberi kontribusi lah berada rekan-rekan penggiat yang berada di daerah Merapi," kata Dardiri saat dihubungi.
Wisata minat khusus lava tour Merapi menggunakan jip mulai berkembang setelah letusan Gunung Merapi pada tahun 2015. Mulanya, wisata ini hanya sebatas menikmati pemandangan alam bekas letusan. Seiring waktu, wisata ini kian populer dan menjadi bagian dari lava tour Merapi yang menawarkan pengalaman petualangan di lereng gunung dengan jip.
"Itu didominasi sama Jawa Barat khususnya paling terbanyak untuk study tour, baik dari SMP maupun SMA. Dengan adanya kebijakan Pak Gubernur kemarin langsung turun drastis karena banyak yang di-cancel waktu itu kita sudah di-booking untuk beberapa ratus jip untuk beberapa minggu itu, cuma kita konsekuen langsung kembalikan dan kita tidak bisa apa-apa," paparnya.
Pada 6 Mei 2025, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi secara resmi telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 45/PK.03.03/KESRA yang melarang kegiatan study tour ke luar kota.
Kebijakan itu sejak sifatnya masih wacana sudah jadi bak kabar buruk bagi para pelaku usaha lava tour Merapi. Belum lagi kini kunjungan wisatawan mancanegara ikutan turun. Dahulu, satu armada per minggu bisa bolak-balik melayani tur 10 sampai 15 kali. Sekarang, paling banyak cuma 2-3 kali.
Padahal, ada sekitar 12 ribu orang yang hidup dari total 1.500 unit jip milik 29 operator atau komunitas jip wisata di bawah AJWLM ini. Agar dapur tetap ngebul, mereka kini mengandalkan wisatawan keluarga, juga rombongan asal Jawa Tengah, Jawa Timur, atau menjajal relasi karyawan pabrik atau pemerintahan dalam provinsi. Armada atau sopir-sopir 'nganggur' adalah alarm tanda bahaya bagi mereka.
"Kalau dulu dari 29 operator biasanya rata, satu ramai semua ramai. Sekarang, satu dua atau sepuluh operator ada yang narik sekali, (operator) lainnya nggak," ucapnya.