Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Putar Otak Pengusaha Jip Merapi Dihantam Larangan Study Tour Jabar

ilustrasi wisata lava tour merapi (unsplash.com/@fdlnkm)
ilustrasi jip wisata lava tour merapi (unsplash.com/@fdlnkm)
Intinya sih...
  • Pelarangan study tour mengakibatkan penurunan kunjungan wisatawan hingga 65%, berdampak pada penghasilan ribuan orang yang bergantung pada jip wisata lereng Merapi.
  • Pengusaha jip wisata mencoba usaha sampingan dari sektor pertanian-peternakan untuk bertahan, seperti ternak sapi dan menanam cabai.
  • Meskipun tidak ikut demo, Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM), Dardiri, memberikan dukungan kepada para pelaku usaha terdampak larangan study tour.

Sleman, IDN Times - Para pelaku jip wisata lava tour lereng Merapi di Sleman, DIY perlahan merambah usaha baru peternakan hingga jualan hasil pertanian. Mereka mungkin tak akan repot-repot memeras keringat dari cara ini jika usaha bisnis jip wisata lereng Merapi masih baik-baik saja.

Nyatanya, pemasukan mereka menukik tajam setelah kunjungan wisatawan pemakai jasa jip lava tour turun hingga 65 persen. Semua ini dipicu oleh larangan study tour oleh Pemprov Jawa Barat sejak Mei 2025.

Jip-jip wisata itu kini tak lagi memenuhi jalanan lereng Merapi. Musim liburan yang biasanya ramai kunjungan pun sekarang berubah sepi. Setidaknya, inilah yang disampaikan oleh Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM), Dardiri, Rabu (23/7/2025).

1. Anjlok 65 persen, larangan study tour usik urusan perut ribuan orang

Ilustrasi Jip Merapi. IDN Times/Siti Umaiyah
Ilustrasi Jip Merapi. (IDN Times/Siti Umaiyah)

Dardiri bilang, larangan study tour memberikan dampak signifikan terhadap sektor wisata di Kabupaten Sleman, khususnya lava tour. Penurunan kunjungan mulai terasa sejak wacana pelarangan disosialisasikan hingga diterapkan. Angka penurunan sampai 65 persen adalah yang tertinggi sejak Mei kemarin.

"Untuk wisata minat khusus itu ya berkurang, karena dari Jawa Barat itu kan dominan yang paling banyak, untuk lava tur ini sudah memberi kontribusi lah berada rekan-rekan penggiat yang berada di daerah Merapi," kata Dardiri saat dihubungi.

Wisata minat khusus lava tour Merapi menggunakan jip mulai berkembang setelah letusan Gunung Merapi pada tahun 2015. Mulanya, wisata ini hanya sebatas menikmati pemandangan alam bekas letusan. Seiring waktu, wisata ini kian populer dan menjadi bagian dari lava tour Merapi yang menawarkan pengalaman petualangan di lereng gunung dengan jip. 

"Itu didominasi sama Jawa Barat khususnya paling terbanyak untuk study tour, baik dari SMP maupun SMA. Dengan adanya kebijakan Pak Gubernur kemarin langsung turun drastis karena banyak yang di-cancel waktu itu kita sudah di-booking untuk beberapa ratus jip untuk beberapa minggu itu, cuma kita konsekuen langsung kembalikan dan kita tidak bisa apa-apa," paparnya.

Pada 6 Mei 2025, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi secara resmi telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 45/PK.03.03/KESRA yang melarang kegiatan study tour ke luar kota.

Kebijakan itu sejak sifatnya masih wacana sudah jadi bak kabar buruk bagi para pelaku usaha lava tour Merapi. Belum lagi kini kunjungan wisatawan mancanegara ikutan turun. Dahulu, satu armada per minggu bisa bolak-balik melayani tur 10 sampai 15 kali. Sekarang, paling banyak cuma 2-3 kali.

Padahal, ada sekitar 12 ribu orang yang hidup dari total 1.500 unit jip milik 29 operator atau komunitas jip wisata di bawah AJWLM ini. Agar dapur tetap ngebul, mereka kini mengandalkan wisatawan keluarga, juga rombongan asal Jawa Tengah, Jawa Timur, atau menjajal relasi karyawan pabrik atau pemerintahan dalam provinsi. Armada atau sopir-sopir 'nganggur' adalah alarm tanda bahaya bagi mereka.

"Kalau dulu dari 29 operator biasanya rata, satu ramai semua ramai. Sekarang, satu dua atau sepuluh operator ada yang narik sekali, (operator) lainnya nggak," ucapnya.

2. Jajal ternak sapi hingga tanam cabai demi sambung hidup

Ilustrasi petani cabai. (IDN Times/Riyanto)
Ilustrasi petani cabai. (IDN Times/Riyanto)

AJWLM sebenarnya juga tak kehabisan akal. Dardiri, sejak muncul wacana pelarangan study tour sekitar 4 bulan lalu sudah membuat ancang-ancang. Ia meminta para pelaku usaha jip wisata menjajal usaha sampingan atau nyambi dari sektor pertanian-peternakan.

"Di sini kan daerah sapi perah, kambing PE (Pernakan Ettawa), ada yang bercocok tanam, tanah yang tidur ini kita gali lagi untuk pertanian. Ada yang nanam lombok beberapa pantauan saya, kita mencoba terobosan baru," katanya.

"Karena perputaran uang ini sedang susah, maka kita edukasi soal ketahanan pangan. Makanya kita gerakkan lagi, kita hidupkan lagi lahan-lahan pertanian ini," sambungnya.

Menurut Dardiri, ternak maupun sayur mayur produksi pertanian itu dijual demi menyambung hidup. Kata dia, memang baru sebagian saja yang merintis usaha ini, tapi mereka semua punya kemauan.

"Ada yang punya lahan tidur, daerah sini kan yang kaya Kaliurang ke timur kaya Kaliadem itu kan susah air. Nah kita bikin terobosan baru kaya campervan, ada beberapa rekan kita sudah membuka seperti itu. Supaya kita tetap exist," ujar Dardiri.

3. Klaim tak ikutan demo, cuma beri dukungan

Ilustrasi lava tour jeep merapi (Unsplash.com/Rendy Novantino)
Ilustrasi lava tour jeep merapi (Unsplash.com/Rendy Novantino)

Dengan situasi yang tidak berpihak ini, Dardiri memastikan pelayanan jip lava tour tetap prima. Mesin-mesin armada masih siap pakai dan terus dirawat.

Dardiri menyadari, kecil kemungkinan SK larangan study tour yang baru seumur jagung itu langsung dicabut. Pihaknya cuma berharap ada ketentuan-ketentuan baru, mungkin dengan persyaratan untuk kegiatan study tour di Jawa Barat.

Pada kesempatan ini, Dardiri juga mengklarifikasi bahwa saat aksi unjuk rasa ribuan pekerja pariwisata Jawa Barat di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (21/7/2025) kemarin, pihaknya hanya sebatas memberi dukungan. Karena kebetulan di hari yang sama AJWLM tengah melangsungkan studi banding di Lembang.

"Jadi kita nggak ikut demo, kita hanya berpartisipasi di barisan belakang. Kita hanya beberapa jam saja di situ. Kita hanya memberi support, nyalami, saya sampaikan tidak usah ikut apa-apa. Ya semoga ada pemikiran lain lagi, (larangan study tour) dibuka dengan syarat atau ketentuan," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us