Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Panen raya padi sehat. (Dok. Istimewa)
Panen raya padi sehat. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Program pertanian regeneratif dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi pencemaran tanah serta air.

  • Pupuk organik berbasis sludge dari limbah padat organik dan arang sekam berhasil meningkatkan produktivitas pangan hingga 20,8 persen pada padi.

  • Petani mulai merasakan manfaat penggunaan pupuk sludge dengan pertumbuhan tanaman yang lebih cepat, tanah lebih gembur, dan peningkatan hasil panen.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Petani saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari perubahan iklim, degradasi tanah dan air, hingga hilangnya keanekaragaman hayati. Kontaminasi bahan kimia dari pupuk, pestisida, pestisida rumah tangga, maupun limbah industri di sekitar lahan turut menjadi persoalan serius.

Biaya usaha tani yang tinggi dengan hasil yang tidak pasti juga membuat minat generasi muda untuk terjun ke sektor ini semakin menurun. Data Sensus Pertanian 2023 menunjukkan, mayoritas petani di Indonesia berusia 43–58 tahun (42,39 persen), diikuti usia 59–77 tahun (27,61 persen), dan usia 27–42 tahun (25,61 persen).

1. Kembangkan program pertanian regeneratif

Sarasehan panen raya. (Dok. Istimewa)

Menanggapi kondisi ini, sejak 2022 PT Sarihusada Generasi Mahardhika (PT SGM) Plant Prambanan bersama Gita Pertiwi mengembangkan program pertanian regeneratif (Regenerative Agriculture). Program ini bertujuan mengurangi potensi pencemaran tanah dan air melalui praktik pertanian ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan pendapatan petani.

Inisiatif tersebut menjadi bagian dari peta jalan keberlanjutan Danone Impact Journey yang berfokus pada tiga pilar: kesehatan, lingkungan, serta karyawan dan komunitas. Program ini juga selaras dengan misi kedua Asta Cita Presiden Prabowo tentang penguatan pertahanan dan keamanan nasional, khususnya dalam mewujudkan kemandirian pangan, energi, dan air untuk mendukung ketahanan nasional.

Penerapan Regenerative Agriculture dilakukan melalui peningkatan kesuburan tanah dengan bahan organik, sistem tumpang sari atau pergiliran tanaman, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati, peningkatan keanekaragaman hayati, manajemen air, serta pemberdayaan perempuan dan generasi muda. Prinsip ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas tanah sekaligus meningkatkan produktivitas.

2. Pupuk organik dorong produktivitas pangan

Panen raya padi sehat. (Dok. Istimewa)

Selama ini, petani masih bergantung pada sarana produksi dari luar, seperti pupuk kimia, pestisida, dan benih. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, PT SGM memanfaatkan limbah organik dari proses pengolahan susu, yakni sludge atau limbah padat organik, serta arang sekam sebagai bahan baku pupuk organik.

Bekerja sama dengan Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Yogyakarta, dilakukan serangkaian uji laboratorium, uji efektivitas, dan uji desiminasi guna menemukan formula pupuk organik berbasis sludge. Dosis yang direkomendasikan adalah 1,5 ton per hektare per musim tanam (Ha/MT) untuk padi dan hortikultura.

Hasil uji coba menunjukkan dampak positif. Pada jagung, aplikasi sludge 1 ton per hektare meningkatkan produksi 4,59 persen, dari 8,60 ton per hektare menjadi 8,99 ton per hektare. Pada terong, penggunaan sludge menurunkan kebutuhan pupuk kimia hingga 30 persen—NPK dari 200 kg menjadi 140 kg, dan Phonska dari 350 kg menjadi 245 kg—serta meningkatkan hasil panen 13 persen. Sementara itu, pada padi, aplikasi sludge meningkatkan produksi 20,8 persen, dari 7,7 ton per hektare menjadi 9,8 ton per hektare.

3. Petani rasakan manfaat

Sarasehan panen raya. (Dok. Istimewa)

Petani mulai merasakan manfaat penggunaan pupuk sludge. Ketua Gapoktan Kemudo Rukun, Desa Kemudo, Yuwono, menyampaikan bahwa aplikasi pupuk sludge pada 10 bedeng cabai sebanyak 225 kg (dosis 1,5 ton/ha) menunjukkan hasil signifikan dalam sebulan. “Pertumbuhannya lebih cepat dibanding yang tidak diberi sludge. Daunnya hijau gelap, segar, dan tahan lama. Tanah lebih gembur dan mudah diolah. Biasanya setelah hujan tanah menjadi keras, tapi setelah pakai sludge lebih ringan dan akar tanaman tumbuh lebih kuat,” ujarnya, Selasa (12/8/2025).

Petani Desa Sanggrahan, Slamet, menambahkan bahwa penggunaan pupuk sludge juga mampu mengurangi pertumbuhan gulma. Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya sehat untuk padi dan hortikultura disusun secara partisipatif bersama petani, generasi muda, penyuluh, dan pemerintah desa. SOP ini menjadi panduan penerapan budidaya sehat di lahan. Saat ini terdapat 25 petani champion, 16 di antaranya perempuan, yang aktif menyebarkan pengetahuan tersebut kepada petani lain melalui forum maupun pendampingan langsung.

Hingga kini, prinsip Regenerative Agriculture telah diterapkan di lahan seluas 16,8 hektare. Penerapan meliputi pengurangan pupuk kimia, peningkatan penggunaan pupuk organik, aplikasi pestisida nabati, dan manajemen irigasi. Program ini berjalan di dua desa, Kemudo dan Sanggrahan, mencakup 4 kelompok tani, 6 Kelompok Wanita Tani (KWT), dan 1 Karang Taruna RW, dengan lebih dari 400 penerima manfaat.

Panen raya padi di Desa Sanggrahan menjadi penanda keberhasilan program. Dua Gapoktan, Rejeki Subur Sanggrahan dan Kemudo Rukun, kini memproduksi pupuk organik sludge secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan petani, dengan tujuan mewujudkan Desa Mandiri Pupuk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team