Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, didampingi KPH Yudanegara menghadiri kirab pusaka Saparan Ki Ageng Wonolelo di Ngemplak, Sleman, Jumat (09/09/2022) (IDN Times/Yogie Fadila)
Saparan adalah tradisi adat untuk menyambut bulan Sapar dalam penanggalan Jawa, sekaligus penghormatan masyarakat setempat terhadap para leluhur khususnya Ki Ageng Wonolelo yang dianggap berjasa dalam menanamkan ilmu agama, norma, dan nilai budaya pada masyarakat setempat.
"Beliau adalah tokoh yang telah berjasa menanamkan norma dan nilai budaya pada masyarakat. Inilah yang harus kita pelihara agar menjadi identitas warga Daerah Istimewa Yogyakarta," ujar Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara yang menghadiri kirab.
Puncak Saparan Wonolelo ditandai dengan kirab benda pusaka dan pembagian kue apem (IDN Times/Yogie Fadila)
Menurut menantu dari Sultan Hamengkubuwono X itu, tradisi seperti ini selalu mengandung maksud untuk penghormatan, pemujaan dan penolak bala. "Setiap upacara adat pasti terkandung niat memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keselamatan merupakan kata kunci," kata KPH Yudanegara.
Dia juga mengaku kagum atas ditetapkannya Saparan Wonolelo sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kemendikbud. Serta berharap tradisi ini makin berkembang hingga dirasakan efek ekonominya bagi masyarakat sekitar.