Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mahasiswa UAJY mengikuti program Meta Youth Development for Climate Tech (YDCT). (Dok. Istimewa)
Mahasiswa UAJY mengikuti program Meta Youth Development for Climate Tech (YDCT). (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Program Meta YDCT membekali mahasiswa UAJY dengan keterampilan AI dan pemahaman tentang tantangan perubahan iklim secara global.

  • Mahasiswa UAJY berkolaborasi dengan mahasiswa dari Singapura dan India dalam menghadapi tantangan iklim lokal masing-masing negara.

  • Mahasiswa akan membangun solusi digital berbasis AI yang ditutup dengan final showcase untuk mendemonstrasikan hasil karya mereka.

Sleman, IDN Times - Sebanyak 50 mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) memulai perjalanan mengikuti program Meta Youth Development for Climate Tech (YDCT). Tujuan program ini membekali generasi muda dengan keterampilan Artificial Intelligence (AI), keberlanjutan, dan pemahaman tentang tantangan perubahan iklim.

Program Meta YDCT merupakan hasil kolaborasi Meta Platforms Inc. dan Sustainable Living Lab (SL2) dilakukan di Jogja bersama Fakultas Teknologi Industri UAJY.

1. Ciptakan solusi kolektif secara global

Ilustrasi pemanasan global, perubahan iklim (IDN Times/Aditya Pratama)

Country Manager for Indonesia SL2, Janio Nugraha mengatakan, program ini dirancang untuk menciptakan ruang kolaborasi antarnegara bagi generasi muda, agar tidak hanya memahami tantangan iklim dari sudut pandang lokal, tetapi juga mampu menciptakan solusi kolektif yang lebih kontekstual secara global. Dalam menghadapi krisis iklim yang bersifat global, pendekatan kolaboratif adalah sebuah kunci.

“Pada tahap awal ini, mahasiswa akan mengikuti pelatihan dasar yang mencakup pengenalan Generative AI (GenAI), eksplorasi tantangan iklim lokal, dan praktik membangun solusi AI. Mahasiswa akan didampingi sepanjang proses program, mulai dari pembentukan ide hingga pengembangan purwarupa solusi berbasis AI yang menargetkan isu-isu seperti banjir, gelombang panas ekstrem, dan polusi udara,” ujar Janio, Selasa (27/7/2025).

2. Lakukan kolaborasi dengan mahasiswa Singapura dan India

Universitas Atma Jaya Yogyakarta (sdm.uajy.ac.id)

Pelatihan ini difasilitasi sembilan dosen UAJY yang sebelumnya mendapatkan pelatihan khusus sebagai trainer Meta YDCT. Mahasiswa juga melakukan pertukaran virtual pada September 2025 untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan mahasiswa peserta YDCT dari Singapura dan India.

“Peserta akan diperkenalkan dengan berbagai problem statement yang mencerminkan tantangan iklim dari masing-masing negara dan diajak berdialog dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil lokal. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami konteks permasalahan secara lebih utuh dan merancang solusi yang relevan,” ucap Janio.

3. Mahasiswa akan membangun solusi digital berbasis AI

Ilustrasi Artificial Intelligence atau AI (Freepik/Rawpixel)

Fase berikutnya adalah pengembangan purwarupa yang akan berlangsung pada Oktober 2025. Pada tahap ini, mahasiswa akan membangun solusi digital berbasis AI dengan pendampingan mentor dari sektor teknologi dan keberlanjutan. Program akan ditutup pada Februari 2026 dengan final showcase yang mempertemukan peserta dengan pemangku kepentingan nasional dan regional untuk mendemonstrasikan hasil karya mereka.

Kehadiran Bupati Kulon Progo dalam acara ini tidak hanya bersifat simbolis, hal ini sejalan dengan rencana kerja sama SL2 dan UAJY dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam memanfaatkan data kebencanaan dan pemantauan iklim dari wilayah Kulon Progo sebagai dasar untuk mengembangkan solusi teknologi iklim yang relevan dengan tantangan lokal. Diharapkan, inovasi yang dihasilkan dapat memberikan dampak bagi masyarakat dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team