Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pemain PSIM Jogja Musim 2025/2026
Pemain PSIM Jogja Musim 2025/2026. (dok. I.League)

Intinya sih...

  • Strategi fleksibel racikan Jean-Paul van Gastel

  • Energi pemain muda berpadu pengalaman senior

  • Dukungan suporter Brajamusti dan The Maident

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – PSIM Yogyakarta menjadi tim yang tak terkalahkan saat laga tandang musim ini. Walau berstatus tim promosi yang sempat diragukan bisa bersaing di papan atas, Laskar Mataram menjadi sorotan berkat capaian positifnya.

Hingga pekan ke-7, PSIM mengoleksi 12 poin hasil dari tiga kemenangan, tiga imbang, dan satu kalah. Raihan tersebut menempatkan mereka di posisi kedua klasemen sementara, sejajar dengan tim unggulan.

1. Strategi fleksibel racikan Jean-Paul van Gastel

Pelatih PSIM, Jean-Paul Van Gastel. (dok. PSIM Jogja)

Pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel, menjadi sosok penting di balik kebangkitan tim. Musim ini, ia menerapkan formasi yang lebih adaptif, berganti dari 4-3-3 ke 4-2-3-1 sesuai dengan karakter lawan. Strategi tersebut membuat PSIM tampil variatif. Ketika menghadapi tim dengan serangan cepat, lini tengah ditumpuk untuk mempersempit ruang. Sebaliknya, melawan tim bertahan rapat, ia memberi keleluasaan lebih pada wing-back untuk naik membantu serangan.

"Ya, saya sangat puas. Selain itu, salah satu prinsip saya adalah jika kita bisa menang, kita tidak kalah. Jadi saya pikir tim saya telah mengikuti prinsip ini," ujar Van Gastel. "Saya pikir mungkin kami seharusnya bermain pada malam hari, pukul tujuh. Mungkin itu akan lebih baik bagi kita, menurut data," tambahnya, dilansir I.League.

2. Energi pemain muda berpadu pengalaman senior

Cahya Supriadi, tembok kukuh andalan PSIM Jogja. (ileague.id)

Regenerasi skuad juga berperan besar dalam performa PSIM. Sosok seperti Cahya Supriadi, kier muda PSIM, menjadi contoh nyata kontribusi pemain muda yang berani tampil ngotot dan penuh usaha. Para pemain muda ini dipadukan dengan pengalaman pemain senior seperti Reva Adi dan gelandang asing Ze Valente. Kombinasi keduanya menghadirkan keseimbangan antara kecepatan, agresivitas, dan ketenangan di lapangan.

"Saya tidak berharap kami mendapat hasil tidak bagus, tapi itu mungkin terjadi karena sepak bola berjalan dalam gelombang," ungkap Van Gastel. "Sekarang kita berada dalam gelombang yang naik. Tapi pasti akan ada saatnya gelombang itu turun. Tapi itu tidak membuatku menjadi pelatih yang berbeda," tambahnya.

3. Dukungan suporter Brajamusti dan The Maident

Suporter PSIM, Brajamusti. (psimjogja.id)

Kekuatan eksternal PSIM datang dari tribun stadion. Brajamusti dan The Maident, dua kelompok suporter besar, setia memenuhi Stadion Sultan Agung, Bantul. Dukungan tersebut bukan hanya soal jumlah, melainkan juga intensitas. Atmosfer stadion sering disebut para pemain sebagai tenaga tambahan di momen-momen krusial. Kehadiran suporter juga menumbuhkan rasa tanggung jawab lebih bagi skuad Laskar Mataram.

"Anda bergantung pada beberapa hal. Oleh karena itu, saya berharap dan kami sedang bekerja untuk konsistensi tim agar kami berusaha tampil di level tertentu dalam setiap pertandingan," tutur Van Gastel.

Capaian PSIM Jogja hingga pekan ketujuh menjadi salah satu kisah menarik di Super League musim ini. Meski berstatus tim promosi, PSIM menunjukkan daya saing kuat melawan klub-klub besar. Dengan kombinasi strategi pelatih, tenaga muda, dan dukungan suporter, PSIM kini berdiri di papan atas klasemen.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team