Koodinator Kelompok Daerah Irigasi Pijenan, Bidang Sumberdaya Air dan Drainase, PUP ESDM DI Yogyakarta, Antoni Primer. IDN Times/Daruwaskita
Koordinator Kelompok Daerah Irigasi Pijenan, Bidang Sumberdaya Air dan Drainase Dinas Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY, Antoni Primer mengatakan tidak mungkin lagi menunda pembangunan bangket saluran irigasi dam Kamijoro. Sebab, tebing dam dalam kondisi kritis dan harus segera diperbaiki sebelum musim penghujan datang.
"Kalau tebing longsor maka longsoran bisa menutup saluran berupa terowongan sepanjang dua kilometer (terowongan peninggalan Belanda) dan akibatnya bisa lebih fatal. Untuk proyek bangket dam Kamijoro dibutuhkan penutupan aliran air selama dua bulan," katanya.
Sebelum dam Kamijoro selesai dibangun, petani di Desa Tirtihargo memanfaatkan irigasi dari dam Pijenan yang sumber airnya berasal dari Sungai Bedok. Selain itu petani juga bisa memanfaatkan aliran Sungai Winongo Kecil dan Sungai Winongo Besar.
"Nah petani di Desa Tirtohargo ini kan mendapatkan giliran pasokan air dari dam Pijenen setiap pasaran Pon, sehingga giliran mendapatkan air itu harus dimanfaatkan maksimal dengan berkoordinasi dengan pihak terkait," ucapnya.
Antoni menegaskan ketika petani mengoptimalkan jatah giliran mendapatkan air dari dam Pijenan yang ujung saluran primernya di Gejlik Pitu serta memanfaatkan aliran irigasi dari Sungai Winongo Kecil dan Winogo Besar maka permasalahan pasokan air irigasi akan teratasi.
"Kan ini masalahnya hanya permasalahan pasokan air, maka kita memberikan solusi alternatifnya karena sebelum dam Kamijoro selesai dibangun, petani Tirtohargo juga memanfaatkan irigasi dari Sungai Winongo Besar dan Kecil dan juga saluran primer dari dam Pijenan. Kalau dilihat luasan lahan pertanian maka hitungan kita sudah mencukupi,"ujarnya.