Ilustrasi (IDN Times/M. Idris)
Salah satu orang tua, Dwi Handayani, mengatakan bahwa anaknya sampai saat ini belum bisa mendaftar sekolah karena nilai belum keluar.
"KK saya di Kulon Progo. Sudah tanya ke Dinas di sana katanya sekolah yang bisa menerima anak tuli ada di kota. Lalu saya mau daftar SMP 13. Saya disarankan lewat jalur prestasi tapi sudah tutup lalu dianjurkan ke reguler lewat jalur zonasi mutu. Tapi terkendala nilai," katanya.
Hingga sekarang, pihak sekolah masih memberikan kesempatan anaknya untuk masuk jalur zonasi wilayah. Tapi, nilai sang anak sampai saat ini belum juga keluar.
Selain Dwi, Rosma juga mengalami hal serupa. Nilai putrinya yang bernama Fauza belum keluar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
"Nilai bermasalah ternyata. Sampai detik ini, belum ada penyesuaian nilai. Nilai Bahasa Indonesia sejak tanggal 20 itu masih 0. Padahal Fauza cukup baik untuk nilai mata Matematika dan IPA," jelasnya. Rosma menjelaskan anaknya saat ini telah diterima di sekolah swasta.
Dirinya tak berusaha mencari sekolah negeri karena dari awal informasi soal sekolah yang inklusif tak jelas. Apalagi sekolah yang menerima Fauza terbuka terhadap penyandang disabilitas tuli. Tapi, ia tetap mempermasalahkan nilai karena berkaitan dengan nilai di ijazah sang anak.