Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perusakan nisan makam warga non muslim di Pemakaman Umum Ngentak RT10, Baturetno, Banguntapan, Bantul.(Dok.Polres Bantul)

Intinya sih...

  • Polisi periksa 3 saksi kasus perusakan nisan di TPU Padukuhan Ngentak, Banguntapan.
  • Kasi Humas Polres Bantul mengumpulkan bukti dari CCTV dan saksi, menegaskan tindakan kriminal murni tanpa kaitan isu SARA.
  • Lurah Baturetno tawarkan perbaikan nisan sebagai bentuk toleransi dan tanggung jawab sosial, serta koordinasi untuk mengantisipasi isu sensitif.

Bantul, IDN Times - Polisi memeriksa sebanyak tiga saksi kejadian perusakan nisan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Padukuhan Ngentak, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan. 

1. Polisi telusuri CCTV dan keterangan saksi

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry. (IDN Times/Daruwaskita)

Kasi Humas Polres Bantul, I Nengah Jeffry mengatakan, pihaknya sedang menelusuri rekaman CCTV di sekitar lokasi dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi.

“Kami sedang mengumpulkan bukti dari CCTV, karena di sekitar lokasi ada sekolah dan rumah warga. Saat ini sudah ada tiga saksi yang dimintai keterangan,” katanya, Senin (19/5/2025).

Jeffry menjelaskan dari 11 nisan yang dirusak, merupakan nisan dari makam warga non muslim. Hal itu terlihat dari ciri nisan yang terdapat salib. "Kita menduga ini tindak pidana murni. Jangan dikaitkan dengan isu SARA," tandasnya.

2. Lurah Baturetno tawarkan perbaikan nisan yang rusak

Nisan makam warga kristiani di Banguntapan Bantul dirusak orang tak dikenal.(Dok.Istimewa)

Lurah Baturetno, Sarjoko mengaku tengah berkomunikasi dengan ahli waris, dan menawarkan melakukan perbaikan.

"Ini bentuk toleransi dan tanggung jawab sosial. Pemerintah hadir dalam kasus tersebut. Kami juga akan bantu pasang CCTV agar kejadian ini tak terulang,” tuturnya.

3. Berharap tidak berkembang ke isu sensitif

Perusakan nisan makam warga non muslim di Jaranan Bantul.(Dok.Polres Bantul)

Sementara Panewu Banguntapan, I Nyoman Gunarsa mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Polsek, Koramil, FKUB, dan kalurahan untuk mengantisipasi agar kejadian ini tidak berkembang menjadi isu sensitif.

"Jangan kasus ini justru berubah menjadi isu SARA," tuturnya.

Sementara Ketua FKUB Banguntapan, I Ketut Santosa menyebut, pihaknya sudah bergerak memberi pemahaman ke masyarakat. “Banguntapan ini wilayah majemuk. Kami ingin menjaga kerukunan, jangan sampai ada asumsi liar. Ini jelas tindakan kriminal dan kami percayakan ke pihak kepolisian,” ujarnya.

 

Editorial Team