Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Benur (IDN Times/Athif Aiman dan Aldila Muharma)
Benur (IDN Times/Athif Aiman dan Aldila Muharma)

Intinya sih...

  • Pesanan benur distop sejak akhir Mei

  • Mekanisme eskpor benur

  • Hanya ada satu koperasi di DIY yang berhak membeli benur

Bantul, IDN Times - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul menyebut sejak akhir Mei 2025 lalu, pesanan atau delivery order benih bening lobster (BBL) dari koperasi di Situbondo yang mengekspor BBL ke Vietnam dihentikan. Akibatnya, tak ada lagi permintaan dari Koperasi Berkah Segoro Kidul di Bantul kepada nelayan melalui kelompok usaha bersama (KUB) untuk menangkap BBL di laut selatan Bantul.

1. Pesanan benur distop sejak akhir bulan Mei

Ilustrasi benih lobster (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya DKP Bantul, Kristanto Kurniawan, mengatakan penghentian permintaan BBL oleh koperasi di Situbondo, Jawa Timur melalui Koperasi Berkah Segoro Kidul (BSK), baik di wilayah DIY maupun Jawa Tengah, berkaitan dengan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) ekspor BBL yang masih dibahas oleh Kementerian Keuangan.

"Sampai hari ini belum ada keputusan resmi dari Kemenkeu terkait PNPB eskpor bbl sehingga delivery order (DO) dari koperasi yang ada di Situbondo untuk sementara distop," ujarnya, Kamis (12/6/2025).

2. Mekanisme eskpor benur

Ilustrasi ekspor (Foto: IDN Times)

Kristanto menjelaskan, mekanisme ekspor BBL diawali dari koperasi di Situbondo yang memberikan delivery order kepada Koperasi BSK di Patalan, Jetis, Bantul. Sebelumnya, koperasi di Situbondo juga berkoordinasi dengan DKP DIY untuk membahas kuota BBL yang akan dikirim.

Setelah disepakati, kuota tersebut kemudian diberikan kepada BSK untuk pengadaan BBL dari nelayan melalui tujuh kelompok usaha bersama (KUB) nelayan, yang tersebar dari Pantai Parangtritis hingga Pantai Pandansimo.

"Di luar tujuh kelompok usaha bersama nelayan itu nelayan tidak bisa menjual BBL tempat lainnya terkecuali mereka menjual pada koperasi di luar DIY yang sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," ucapnya.

"Ada tiga kelompok usaha bersama (KUB) nelayan yang mengajukan izin untuk pembelian BBL namun sampai sekarang belum disetujui," tambahnya lagi.

3. Hanya ada satu koperasi di DIY yang berhak membeli benur

Benih lobster IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Lebih lanjut, Kristanto menyebutkan bahwa di wilayah DIY hanya ada satu koperasi yang memiliki izin resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membeli BBL sesuai pesanan dari koperasi di Situbondo yang akan mengekspor BBL ke Vietnam.

"DIY koperasi yang mendapatkan izin membeli BBL yakni Koperasi Berkah Segoro Kidul (BSK) tidak ada lainnya. Ada koperasi yang juga mendapatkan izin membeli BBL namun di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur," tandasnya.

4. Nelayan tahunya harga benur murah karena kran eskpor ke Vietnam ditutup

ilustrasi nelayan (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Salah satu nelayan di pantai selatan Bantul yang enggan disebutkan namanya mengaku mendapat informasi dari pedagang bahwa Vietnam sebagai negara tujuan ekspor benih bening lobster (BBL) telah menutup keran impor. Kondisi ini membuat harga BBL anjlok drastis.

“Kalau dua atau tiga bulan lalu, harga BBL bisa Rp5.000 sampai Rp7.000 per ekor, sekarang cuma Rp700,” ungkapnya.

Meski ekspor tengah ditutup, sejumlah pedagang masih ada yang membeli BBL meski dengan harga yang sangat rendah. Di sisi lain, para nelayan sudah terlanjur terikat dengan pedagang karena diberi modal alat tangkap BBL yang nilainya mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah.

“Kami nelayan sudah terjerat dengan pedagang BBL, jadi mau tidak mau tetap harus melaut menangkap benur, padahal risikonya nyawa karena gelombang pasang. Harga benur jelas tidak sebanding dengan nyawa,” tandasnya.

Editorial Team