Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gereja Katolik GKTY Ganjuran Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)
Gereja Katolik GKTY Ganjuran Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Intinya sih...

  • Keluarga teledor anak-anak yang akan menjadi korbannya

  • Gerakan peduli untuk korban bencana alam di Sumatra Natal

  • Sejak kecil anak-anak harus dididik lebih peduli

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bantul, IDN Times - Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia dan Konferensi Waligereja Indonesia (PGI-KWI) menetapkan tema Natal 2025 yakni 'Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga'.

‎Romo Paroki Gereja HKTY Ganjuran Bantul, Raymundus Sugihartanto mengatakan tema Natal 2025 bagi KWI-PGI tak lepas dari kehidupan dunia dan masyarakat saat ini yang masih terdapat keprihatinan sehubungan dengan perkembangan jaman. Namun, masih ada harapan kembali baik dimulai dari keluarga.

‎"Tentunya jika keluarga sudah menanamkan hal-hal yang baik pada anak-anaknya akan jadi baik juga. Harapannya fondasi ini penting dari keluarga. Nanti bangunan di atasnya untuk menjadi seorang negarawan yang beriman baik itu bisa lebih terjawab harapannya," katanya, Jumat (19/12/2015).

1. Keluarga teledor anak-anak yang akan menjadi korbannya

Romo Paroki Gereja HKTY Ganjuran, Raymundus Sugihartanto, PR . (IDN Times/Daruwaskita)

‎Menurutnya jika keluarga mulai teledor melaksanakan tugas mulia, anak-anak yang akan menjadi korban termasuk masa depan bangsa dan negara. Tak hanya itu, sebuah generasi bisa hilang.

‎"Jadi ini sangat penting kita memulai kembali dari awal menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara, menggereja dimulai dari keluarga," ungkapnya.

2. Gerakan peduli untuk korban bencana alam di Sumatra

Keadaan di lokasi bencana banjir bandang yang terjadi di Batu Busuk Padang. (IDN Times/Halbert Caniago)

Natal ,kata Romo Sugihartanto adalah penerjemahan misteri inkarnasi kepedulian Tuhan kepada manusia yang menderita karena dosa. Oleh karenanya umat katolik yang merayakan Natal harus juga berbuat dengan kepedulian dan rasa solidaritas yang tinggi kepada orang yang menderita.

‎"Tuhan saja peduli pada kita mosok kita tidak melakukan itu," ujarnya.

‎Dengan bencana banjir yang melanda Sumatra, umat katolik di Gereja HKTY Ganjuran melakukan gerakan peduli dan melakukan donasi bagi warga yang terdampak melalui Keuskupan Agung Semarang (KAS).

‎"Jadi semua gereja Katolik termasuk Gereja HKTY Ganjuran Bantul turut membantu saudara-saudara kita yang menderita.
‎Tanpa mengurangi rasa suka cita dan tidak melupakan orang yang menderita dan tidak menyinggung rasa keprihatinan para korban bencana alam," katanya.

‎3. Sejak kecil anak-anak harus dididik lebih peduli

ilustrasi anak-anak (pexels.com/Thirdman)

Lebih lanjut Romo Sugihartanto mengatakan, keluarga harus memberikan pendidikan kepada anak-anak agar peka dan peduli pada orang yang lemah dan menderita. Apalagi tema Natal 2025 ini adalah keluarga.

‎"Maka ketika saat misa Natal untuk keluarga anak-anak diajari untuk memberikan persembahan kepada anak-anak di sekitar gereja yang tidak beruntung. Kita tidak hanya memikirkan yang jauh namun jangan sampai yang dekat dengan kita justru luput dari perhatian kita," ungkapnya.

Editorial Team