Pertumbuhan Ekonomi DIY Tertinggi di Jawa, di Atas Angka Nasional

- Ekonomi DIY tumbuh 5,05 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dari angka nasional 4,95 persen.
- Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan memicu pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan.
- Lapangan usaha konstruksi tumbuh seiring pembangunan proyek strategis nasional dan daerah, diprediksi pertumbuhan ekonomi DIY pada 2024 kisaran 4,8-5,6 persen (yoy).
Yogyakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada triwulan III-2024 melebihi angka nasional.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ibrahim menyebut, pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan III-2024 mencapai 5,05 persen year-on-year (yoy). Angka itu lebih tinggi dari angka nasional sebesar 4,95 persen.
"Ekonomi DIY mencatatkan pertumbuhan tertinggi di wilayah Jawa, dan lebih tinggi dari nasional yang masing-masing tumbuh 4,92 persen (yoy) dan 4,95 persen (yoy)," kata Ibrahim, Rabu (6/11/2024).
Menurut Ibrahim, pertumbuhan ekonomi tersebut meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,95 persen (yoy).
Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi DIY didorong oleh lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
1. Pariwisata dorong pertumbuhan ekonomi

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke DIY seiring periode libur sekolah dan pelaksanaan kampanye dalam rangka pilkada, turut memicu pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan yang lebih tinggi.
"Utamanya pada industri makanan dan minuman dan lapangan usaha perdagangan," jelasnya.
Ibrahim menjelaskan berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan III-2024 sebesar 32,08 persen yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 28,54 persen.
Tak hanya itu, lapangan usaha konstruksi juga tumbuh sejalan dengan masih berlangsungnya pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Tol Jogja-Solo, Tol Jogja-Bawen, dan proyek strategis daerah Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
"Namun, pertumbuhan yang lebih tinggi tertahan oleh lapangan usaha pertanian yang menurun karena berakhirnya masa panen raya tanaman pangan dan mulai mempersiapkan masuknya masa tanam," katanya.
Ibrahim menyebut dari sisi permintaan kinerja investasi tumbuh meningkat sejalan dengan pertumbuhan lapangan usaha konstruksi.
2. Kepercayaan investor meningkat

Ibrahim menambahkan kondisi ekonomi yang membaik pasca berakhirnya pilpres juga meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di DIY.
"Konsumsi rumah tangga tumbuh ditopang oleh kebutuhan makanan dan minuman, meski demikian konsumsi rumah tangga termoderasi seiring dengan alokasi prioritas kebutuhan biaya pendidikan," ujar dia.
Ibrahim memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY pada 2024 bakal melanjutkan pertumbuhan positif pada kisaran 4,8-5,6 persen (yoy).
3. Kondisi global jadi tantangan

Meskipun demikian, kata Ibrahim, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi DIY yang berkualitas dan berkelanjutan, dia menekankan tantangan yang berasal dari perekonomian global maupun domestik tetap perlu diantisipasi.
"Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan instansi terkait lainnya akan terus diperkuat guna meningkatkan perekonomian DIY," ungkapnya.