Menurut Budhi, lantaran yang ikut bergabung dengannya merupakan penjahit rumahan, maka diperkirakan bisa menghasilkan 150 APD dalam satu minggu. Angka tersebut bisa dibilang belum bisa mencukupi bagi kebutuhan APD di rumah sakit rujukan COVID-19 DIY, namun sudah cukup banyak bagi para penjahit rumahan.
"Yang di Jakarta Selatan kan mungkin patungan karena tidak punya bahan banyak. Akan membuat 100-an. Di DIY ada 3 kelompok. Kebutuhan banyak banget. Apakah itu nyukupi atau tidak, kami berharap juga banyak penjahit lain yang juga tergerak. Kalau mau dihitung ongkos produksi tidak apa-apa. Yang penting ada banyak yang membantu untuk paramedis," paparnya.
Rencananya, APD yang diproduksi oleh penjahit rumahan tersebut akan dibagikan ke rumah sakit rujukan COVID-19 di DIY, yakni RSUP Dr Sardjito, RSUD Panembahan Senopati Bantul, RSUD Kota Yogyakarta, serta RSUD Wates.
Dia berharap, apa yang dia lakukan juga turut menggerakkan para penjahit lain untuk turut berpartisipasi. Tidak hanya itu, bagi para pengrajin pun bisa turut berpartisipasi untuk menyediakan alat pelindung wajah.
"Saya prioritaskan ini untuk tenaga medis karena saat ini kelompok inilah yang bisa menolong kita untuk menyembuhkan PDP. Ya itu tujuan saya, sekecil ini semoga membantu dan menginspirasi banyak orang mau peduli dengan paramedis dengan membuatkan APD. Untuk masyarakat tidak usah ngeyel, istirahat dulu dan bikin jarak sosial, agar tidak ada lagi pasien yang numpuk di RS," terangnya.