IDN Times/Nindias Khalika
Akademisi Fakultas Kedokteran Hewan UGM drh. Hery Wijianto yang juga hadir dalam audiensi mengatakan aktivitas menunggang gajah tidak menganggu jika dilihat dari sisi fisiologi, anatomi, dan kesehatan.
"Ditunggangi di halaman kecil seluas 50 meter kali 50 meter di samping kandang. Itu bagian dari exercise. Ditunggangi dua sampai tiga orang sebenarnya tak akan berubah tulangnya karena strukturnya berbeda dengan sapi atau kuda. Konstruksi lengkung tulang mampu menahan beban lebih besar dari badannya," ucapnya.
Tapi, dari kacamata kesejahteraan hewan, aktivitas menunggangi gajah memang tidak tepat.
"Memang kurang tepat karena tidak sesuai dengan alaminya. Yang namanya di alam tidak mungkin ditunggangi. Jadi saya kira masukan dari AFJ yang Mbak Melanie itu jadi energi positif buat teman-teman lembaga konservasi untuk memperbaiki. Kalau tidak diingatkan, akan terbuai," terangnya.
Sementara itu, General Manager Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan jika pihaknya bakal berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Animal Friends Jogja (AFJ) serta Melanie Subono untuk mencari solusi agar kesejahteraan gajah di Candi Borobudur dapat meningkat.
"Gajah ada di Borobudur karena berkaitan dengan relief yang ada di candi. Kami minta masukan Mbak Melanie tentang gajah yang kami rawat," katanya.