Presiden terpilih Prabowo Subianto ketika bertemu dengan Menhan Turki Yaşar Güler di Ankara. (Dokumentasi KBRI Ankara)
Dafri menambahlkan kunjungan Prabowo kemungkinan dimaksudkan untuk menemukan ruang baru bagi kerja sama ekonomi perdagangan Indonesia, di luar negara-negara Barat.
Kunjungan Prabowo ke China dan Rusia, menurut Dafri, dapat berpengaruh terhadap hubungan antara politik luar negeri Indonesia dan Amerika yang berseberangan nilai-nilai politiknya dengan negara yang telah dikunjunginya.
Dafri menilai, strategi Indonesia untuk mendekati China, Rusia, Turki, dilakukan dalam rangka meningkatkan posisi tawar terhadap negara-negara Barat yang selama ini dianggap menekan dan mengabaikan kepentingan Indonesia.
Dengan memperkuat posisi tawar, kata Dafri, memungkinkan bagi Indonesia untuk mempunyai akses lebih besar guna merealisasikan kepentingannya. Di sisi lain, dampak lainnya akan mempengaruhi akses Indonesia terhadap bantuan-bantuan, baik negara-negara Barat atau lembaga-lembaga Internasional yang mungkin melemah.
Akan tetapi, kata Dafri, Indonesia bisa mengharapkan bantuan dari negara-negara lain. "Menurut saya, ada dua tujuannya, meningkatkan posisi tawar untuk mendapatkan akses lebih besar di bidang keamanan, misalnya pembelian senjata, dukungan politik, dan seterusnya. Bagian dari strategi Prabowo nanti untuk membuka pasar yang lebih luas dengan kerja sama ekonomi di luar negara-negara mainstream Barat," papar Dafri.