Kompleks Cagar Budaya Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo.IDNTimes/Febriana Sinta
Kini Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo merupakan kesatuan dari Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo telah menjadi bagian salah satu cagar budaya dan terbuka untuk umum, serta menjadi salah satu pilar pelestari Kebudayaan terutama Kebudayaan Jawa khususnya Yogyakarta. Selain menjadi saksi bisu sejarah dengan bentuk bangunan beserta instrument arsitekturnya, Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo telah dilengkapi dengan seperangkat instrumen gamelan dengan laras slendro beserta seperangkat wayang kulit khas Yogyakarta.
Gamelan yang berada di Kompleks Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo tersebut berada di dalam area yang disebut nDalem Ageng atau bangunan inti rumah yang terletak di tengah. Gamelan diberikan nama Kiai Yasa Arum, yang berarti ‘menciptakan atau membuat yang baik, agar menjadi baik’. Yasa bermakna “membuat atau menciptakan”, Arum bermakna baik dan harum. Secara harafiah keberadaan Gamelan Kiai Yasa Arum adalah sebagai sarana agar keharuman dan kebaikan Kebudayaan Jawa tetap melekat dan diingat serta senantiasa menebarkan energi baik melalui bunyi suara gamelan.
Kiai Yasa Arum merupakan gamelan dengan laras slendro, memiliki warna dominan hijau tua sesuai dengan identitas warna Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo dan kombinasi antara warna emas dan merah. Hal ini adalah cermin sifat dan sikap yaitu ngetutke babon atau mengikuti induk, sebagai norma agar selalu menghormati yang lebih tua. Tidak hanya warna, motif ornamen pada gamelan juga mengadopsi dari motif ukiran yang sama dengan Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, seperti motif “Putri Mirong, Tlacapan, Wajikan, Praba” dan lain- lain.
Selain Gamelan, keberadaan wayang di Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo juga merupakan satu set wayang lengkap gaya klasik Yogyakarta dengan ragam tokoh-tokoh Wayang dari cerita Mahabharata. Tidak hanya itu, yang dinilai istimewa adalah terdapat pula wayang tokoh Sri Sultan Hamengku Buwono VII, yang disebut Wayang Kaping Piton, hal ini adalah simbol yang mencerminkan sifat memuliakan atau menghormati beliau (Sri Sultan Hamengku Buwono VII) sebagai sosok yang identik dengan keberadaan Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo. Wayang Kaping Piton adalah wayang yang merupakan satu-satunya di Yogyakarta.