Ilustrasi balita (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Survei dari Dinas Kesehatan (Dinkes) di akhir tahun 2023 prevalensi stunting di Kota Yogyakarta adalah 11,76 persen berdasarkan kedatangan bayi di bawah dua tahun atau baduta ke Posyandu. Namun dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 16,8 persen, urutan kedua setelah Kabupaten Sleman yaitu 12,4 persen, sementara kabupaten lain di DIY lebih dari 20 persen.
"Tentu ini menjadi pekerjaan kita bersama, untuk menekan angka stunting supaya turun secara signifikan di tahun 2024," ujar Sarmin, Senin (27/5/2024).
Pihaknya juga mengatakan mulai 1 Juni mendatang akan dilakukan penimbangan dan pengukuran baduta secara nasional, untuk mengetahui angka secara pasti berapa prevalensi stunting di setiap wilayah. Tidak hanya menyasar bayi di bawah dua tahun, tapi juga ibu hamil, ibu pasca persalinan dan calon pengantin sebagai salah satu upaya pencegahan.
“Ketika diketahui angka secara real, maka bisa dilakukan pemetaan masalah dan upaya penanganan serta preventifnya. Dengan harapan TPPS di setiap wilayah bersama Perangkat Daerah juga stakeholder lain bisa saling melakukan studi baik, tukar informasi metode dan inovasi apa yang dijalankan dan berhasil, sehingga angka prevalensi stunting di Kota Yogyakarta bisa turun signifikan, dan bersama-sama mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045,” katanya.