Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times – Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto berharap pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) di Bawuran, Pleret, Bantul segera terselesaikan, sehingga bisa membantu pengolahan sampah Kota Yogyakarta. 

“Entry pointnya kan sebagaimana dawuh (perintah) Ngarsa Dalem (Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X) untuk optimalisasi segera Bawuran, karena memang konsep awalnya Bawuran yang paling clear,” ujar Sugeng, di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (24/7/2024).

1. MoU pemanfaatan ITF Bawuran

Ilustrasi sampah plastik (pexels.com/MART PRODUCTION)

Sugeng mengharapkan operasional ITF Bawuran bisa membantu menyerap dan mengelola sampah dari Kota Yogyakarta. Sedangkan untuk pengoptimalan ITF Bawuran, sudah ada MoU antara kabupaten dan kota.

“Sudah ada MoU (dari Kota Yogyakarta), kemudian Sleman, dan Bantul sendiri. Harapan Ngarsa Dalem kan Bawuran bisa segera operasi, MoU bisa dioperasionalkan, bisa dijalankan, khususnya di Kota Yogyakarta bisa masuk ke sana,” ucap Sugeng.

2. Masih optimalkan TPS 3R

Pengelolaan sampah di TPS 3R Nitikan. (Dok. Istimewa)

Sugeng mengungkapkan saat ini Kota Yogyakarta mengoptimalkan TPS3R yang telah beroperasi, di antaranya TPS3R Karangmiri, Kranon, dan Nitikan. Penerapan jadwal khusus pembuangan sampah organik dan anorganik juga diberlakukan di depo yang ada di Kota Yogyakarta.

“Kami juga sudah menambah intensitas pengangkutan sampah pada depo-depo. Yakni dengan menambah jumlah armada agar sampah yang ada di depo tidak sampai membludak,” ujar Sugeng.

3. Peran serta masyarakat diperlukan

ilustrasi sampah daur ulang (pexels.com/cottonbro studio)

Sugeng mengharapkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah. Partisipasi masyarakat ini dirasa penting. Sejumlah kampanye untuk mengelola sampah ini juga terus digaungkan.

“Kami terus menggaungkan gerakan Organikkan Jogja. Kami menargetkan tiap KK di Kota Yogyakarta, memiliki biopori,” ucapnya.

Editorial Team