Bantul. IDN Times - Pemkab Bantul memberangkatkan Tim Pelayanan Kegawatdaruratan Dasar (PKDD) ke Aceh Tamiang yang merupakan salah satu daerah terdampak parah bencana. Tim PKDD sebanyak enam orang terdiri satu surveilans, dua perawat, satu sopir, satu bidan dan satu spesialis psikososial.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Bantul, Agus Budi Raharja mengatakan, Tim PKDD akan melaksanakan tugas kemanusiaan selama 14 hari dengan perjalanan ke Aceh Tamiang selama lima hari.
"Selama bertugas di Tamiang, Tim PKDD akan menjalankan tugas seperti pengobatan di pengungsian, mobil klinik, evakuasi korban atau ambulans transportasi dan pendampingan psikososial bagi warga terdampak," tuturnya saat pemberangkatan Tim PKDD dan pengiriman bantuan bencana banjir dan longsor Banjarnegara di Kantor PMI Cabang Bantul, Jumat (12/12/2025).
Pemkab Bantul Kirim Bidan hingga Spesialis Psikososial ke Aceh Tamiang
Intinya sih...
PMI bersama BPBG Galang dana korban bencana di Sumatera
Donasi untuk Banjarnegara dibelikan untuk kebutuhan logistik
Alasan pengiriman Tim PKDD ke Aceh Tamiang
1. PMI bersama BPBG Galang dana korban bencana di Sumatera
Agus Budi yang merupakan Sekda Bantul ini menjelaskan, PMI Bantul bersama BPBD melakukan penggalangan dana serta identifikasi potensi yang bisa dilakukan untuk meringankan beban warga terdampak bencana lainnya.
"Selanjutnya Korpri melakukan penggalangan dana untuk bencana di tanah air, sehingga tidak hanya untuk satu daerah," ungkapnya.
2. Donasi untuk Banjarnegara dibelikan untuk kebutuhan logistik
Khusus donasi tahap pertama untuk bencana banjir dan longsor di Banjarnegara, terkumpul Rp7,5 juta. Hasil donasi untuk mencukupi kebutuhan warga, seperti selimut bayi, hyggiene kit seperti sabun mandi, sampo, sikat gigi hingga pasta gigi.
"Hari ini kita kirim ke Banjarnegara yang langsung dikawal oleh Kepala Pelaksana BPBD Bantul," ungkapnya.
3. Alasan pengiriman Tim PKDD ke Aceh Tamiang
Sementara Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, Tim PKDD diberangkatkan untuk memastikan korban bencana alam dalam kondisi baik.
"Aceh Tamiang kita pilih dengan pertimbangan korban lebih banyak dan kondisi lingkungan sangat parah sehingga menuntut layanan kesehatan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit yang kemungkinan bisa terjadi," ujarnya.
"Maka kita mengirim perawatan, bidan agar layanan kesehatan secara memadai dan dilakukan oleh profesional," imbuhnya.