Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pedagang daging sapi.ANTARA FOTO/Arnas Padda

Bantul, IDN Times - ‎Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menjamin selama bulan Ramadan hingga Lebaran,  tidak akan ada daging sapi glonggongan yang masuk ke pasar tradisional di Bumi Projotamansari.

Daging glonggongan diperoleh dari dari sapi yang dipaksa diberikan minum air sebanyak-banyaknya sebelum disembelih. Hal ini untuk menambah bobot daging sehingga penjual akan mendapatkan keuntungan.  

1. Daging sapi yang dijual harus mempunyai surat dan stempel dari rumah pemotongan hewan‎

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo (kanan).(IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan daging sapi yang masuk ke pasar tradisional harus dibarengi dengan surat dan stempel dari rumah pemotongan hewan (RPH) yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Jadi daging sapi yang masuk ke pedagang pasar harus ada surat dan stempel dari RPH. Di DIY saat ini sudah ada operasi surat dan ada stempel dari RPH," ucapnya, Rabu (13/4/2022).‎

Daging glonggongan menurut Joko biasanya dipasok dari luar daerah seperti Boyolali, Jawa Tengah. "Ketika akan masuk ke pasar sudah tidak mungkin lagi karena pasti akan ketahuan tidak ada surat dan ada stempel dari RPH. (Daging glonggongan) di pasar tradisional di kabupaten/kota di DIY dipastikan akan sulit masuk pasar," terangnya.

2. Selama Ramadan, DKPP gencarkan pemeriksaan kondisi dan harga daging di pasar

Editorial Team

Tonton lebih seru di