Ilutrasi juru parkir. IDN Times/Daruwaskita
Hal berbeda diungkapkan Wanto, salah satu juru parkir di area pasar Bantul. Ia mengaku terpaksa harus libur karena lahan parkirnya dipakai untuk kegiatan CFD.
"Hari biasa, saya kerja mulai pukul 05.30 WIB dan hingga pukul 09.00 WIB jam berakhirnya CFD biasanya mengantongi Rp 50 ribu. Namun jika ada CFD hilang pendapatannya," katanya.
Warga Dusun Sumuran, Desa Palbapang ini mengatakan tak hanya pembeli yang kesulitan untuk datang ke pasar Bantul. Para pedagang yang berjualan juga harus memarkir sepeda motornya lebih jauh dari pasar.
"Seharusnya untuk pedagang di pasar diberi kemudahan membawa sepeda motor ke pasar karena mereka berjualan di pasar lebih lama dibandingkan program CFD dilaksanakan," tuturnya.
Wanto pun mempertanyakan panggung utama CFD di lantai II pasar Bantul yang saat ini sama sekali tidak berfungsi karena terlalu tinggi. Instruktur senam pun tak terlihat ketika peserta CFD berada tak jauh dari panggung utama. Akhirnya harus ada panggung dan tenda baru untuk instruktur dan pengisi acara atau hiburan.
"Bangunan panggung utama itu kan keluar biaya banyak namun mangkrak. Harus keluar biaya untuk membuat panggung dan tenda yang lebih pendek," tuturnya.