Olah Sampah, Kota Jogja Disuntik Danais Rp100 Juta per Kalurahan

Pengelolaan sampah perlu kesadaran semua pihak

Yogyakarta, IDN Times - Untuk mendorong pengelolaan sampah, Kota Yogyakarta mendapatkan suntikan Dana Keistimewaan (Danais) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar Rp100 juta per kalurahan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto.

Dana itu dimanfaatkan untuk meningkatkan pengurangan sampah organik," ucap Sugeng pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 di Embung Langensari, Yogyakarta, Rabu (21/2/2024) dilansir ANTARA.

1. Dorong pengolahan sampah organik

Olah Sampah, Kota Jogja Disuntik Danais Rp100 Juta per Kalurahanilustrasi sampah organik (unsplash.com/Del Barrett)

Untuk mendukung pengolahan sampah yang sudah dilakukan, Pemerintah Kota Yogyakarta mencanangkan gerakan olah sampah organik dari rumah dengan tajuk "Organikkan Jogja, Olah Sampah Seko Omah".

Sugeng mengatakan, dengan suntikan Danais Rp100 juta per kalurahan, pengelolaan sampah yang sudah berjalan bisa diperkuat. Menurutnya, Gerakan Mbah Dirjo yang sudah berjalan dapat mengurangi sampah sekitar 50 ton. Kemudian 100 ton lainnya juga dapat berkurang lewat Gerakan Zero Sampah Anorganik.

"Kita akan perkuat Mbah Dirjo dan Zero Sampah Anorganik dengan lebih detail lagi pada pengelolaan sampah organik," kata Sugeng.

Lewat gerakan olah sampah organik ini, pelatihan kepada masyarakat semakin ditingkatkan. Selain itu, masyarakat juga mendapatkan sarana berupa dua unit biopori yang didahului dengan pelatihan di masing-masing kalurahan.

2. Memanfaatkan lubang biopori

Olah Sampah, Kota Jogja Disuntik Danais Rp100 Juta per Kalurahanilustrasi lubang biopori (YouTube.com/Lemon Ceri)

Sementara, Wakil Dua Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta, Sri Martini, menyebut pihaknya terus menggencarkan gerakan olah sampah dari rumah kepada masyarakat. Ia  mengatakan sampah anorganik dapat diserahkan ke bank sampah terdekat, sedangkan sampah organik diolah sendiri di tingkat rumah tangga.

"Metode yang paling sederhana dan secara estetika bagus itu memakai biopori reguler. Harapannya tiap rumah tangga memiliki dua biopori, sehingga kalau satu penuh, tinggal diisi satunya. Itu bisa dimanfaatkan sampai tiga hingga enam bulan dan hasilnya kompos organik," ucap Sri Martini.

Baca Juga: Pemkab Sleman Kirim Perdana Hasil Olahan Sampah untuk Bahan Bakar

3. Ajak pilah sampah

Olah Sampah, Kota Jogja Disuntik Danais Rp100 Juta per Kalurahanilustrasi sampah plastik (unsplash.com/oceancleanupgroup)

Sugeng menambahkan, Kota Yogyakarta termasuk wilayah yang terdampak pada pembatasan kuota pembuangan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul. Sebab, zona transisi dua di TPA Piyungan hanya bertahan hingga akhir Maret 2024.

Maka dari itu, diperlukan kesadaran dan kepedulian semua pihak untuk berperan aktif mengelola sampah. Yang paling sederhana adalah memilah sampah yang dihasilkan. 

Baca Juga: Bank Sampah Induk Jogja Kelola Sampah Warga hingga Belasan Ton

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya