Kandang Maggot Jogja Bisa Serap 1 Ton Sampah Organik Per Hari

Pemkot Yogyakarta berupaya optimalkan kapasitas

Yogyakarta, IDN Times - Sampah menjadi permasalahan mendesak yang perlu ditemukan solusinya, sebagai imbas dari TPA Piyungan yang beroperasi terbatas. Untuk itu, Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya memaksimalkan pengolahan sampah yang telah ada di tengah masyarakat selama ini, utamanya terhadap sampah organik.

Kandang Maggot Jogja menjadi salah satu pusat pengolahan sampah organik di Kota Yogyakarta dengan teknologi biokonversi maggot. Fasilitas ini sudah berjalan hampir dua tahun terakhir melalui pengelolaan mandiri oleh masyarakat. Jika dioptimalkan, tempat ini mampu mengolah hingga 1 ton sampah organik setiap harinya.

1. Alternatif pengolahan sampah di Kota Jogja

Kandang Maggot Jogja Bisa Serap 1 Ton Sampah Organik Per HariPj Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo (kiri) dan Endang Rohjiani (kanan) di Kandang Maggot Jogja. (Dok. Pemkot Yogyakarta)

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyebut maggot menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah pengolahan sampah organik. Pihaknya pun berupaya untuk memaksimalkan kapasitas pengolahan dari Kandang Maggot.

"Saya kira ini merupakan salah satu alternatif yang luar biasa karena sudah dimulai pengolahan sampah organik dengan cara maggot. Ini sudah berjalan cukup lama dan kapasitasnya juga sangat besar, yaitu satu ton per hari," kata Singgih saat mengunjungi Kandang Maggot Jogja pada Sabtu (5/8/2023), dilansir laman resmi Pemerintah Kota Yogyakarta.

2. Segera revitalisasi mesin pencacah dan alat pengangkut

Kandang Maggot Jogja Bisa Serap 1 Ton Sampah Organik Per HariPj Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo (topi biru) dan Endang Rohjiani di Kandang Maggot Jogja. (Dok. Pemkot Yogyakarta)

Namun, saat ini operasional Kandang Maggot Jogja belum bisa mencapai kapasitas maksimal dalam mengelola 1 ton sampah organik per hari karena mengalami beberapa kendala. Singgih menyatakan bahwa ada beberapa masalah, seperti mesin pencacah sampah yang rusak dan kendaraan pengangkut yang sering mengalami kemacetan.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Kelurahan Kricak, Kemantren Tegalrejo, dan Dinas Lingkungan Hidup akan berupaya melakukan revitalisasi mesin pencacah yang rusak dan memperbaiki kendaraan pengangkut di Kandang Maggot Jogja agar pengolahan sampah bisa berjalan dengan maksimal.

"Revitalisasi ini perlu dilakukan agar pengolahan sampah di sini bisa berjalan maksimal. Karena kita tahu bahwa Yogya masih menghadapi masalah darurat sampah, sehingga Kandang Maggot ini bisa memberikan manfaat positif bagi lingkungan. Dengan kapasitasnya, setidaknya satu ton per hari mungkin sudah cukup untuk mengatasi masalah sampah organik di tingkat kelurahan," terang Singgih.

Baca Juga: Maggot di Mendungan Jogja, Ubah Sampah Organik Jadi Bernilai

3. Kapasitas harian saat ini 300 kg

Kandang Maggot Jogja Bisa Serap 1 Ton Sampah Organik Per HariPj Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo di Kandang Maggot Jogja. (Dok. Pemkot Yogyakarta)

Sementara, pengelola Kandang Maggot Jogja, Endang Rohjiani, menyatakan kesiapannya untuk mengolah sampah organik di tempatnya. Prioritas utama adalah sampah organik dari warga di Kelurahan Kricak.

Saat ini, Kandang Maggot Jogja baru dapat menampung sekitar 300 kilogram sampah organik dari masyarakat di RW 9 Kricak, meski sebelumnya mampu mengelola sampah organik dari 13 RW di Kricak. Namun, masalah mesin pencacah dan kendaraan pengangkut yang mengalami kerusakan membuat aktivitas pengambilan sampah tidak berjalan lancar.

"Kami saat ini baru menggunakan mesin kecil yang kapasitasnya tidak mencapai satu ton per hari. Oleh karena itu, harapan kami adalah mendapatkan bantuan untuk mesin besar dan perbaikan pada kendaraan pengangkut. Jika dua hal ini dapat diperbaiki, kami siap menampung satu ton sampah per hari," ungkap Endang, yang juga penggiat Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) DIY.

4. Maggot bernilai ekonomis tinggi

Kandang Maggot Jogja Bisa Serap 1 Ton Sampah Organik Per HariBudidaya maggot Kandang Maggot Jogja. (Dok. Pemkot Yogyakarta)

Maggot dari larva lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia illucens ini bernilai ekonomis sebagai pakan ikan dan unggas. Untuk budidayanya, maggot mengonsumsi sampah organik berupa sisa makanan, sayuran, ikan, buah-buahan, telur, dan lainnya.

Endang menjelaskan bahwa maggot memiliki siklus hidup selama 45 hari, dimulai dari telur hingga menjadi larva. Pada usia 5 hari, larva ini mulai memakan sampah organik yang menjadi pakan bagi mereka, seperti sayuran, ikan, buah-buahan, telur, dan lainnya. Dalam kurun 18 hingga 21 hari, larva maggot berusia 10 gram dapat menyerap sebanyak 50 hingga 80 kilogram sampah organik.

Hasil dari proses ini adalah maggot dengan kandungan protein tinggi, mencapai 51 persen, sehingga cocok digunakan sebagai pakan ayam dan ikan. Panen maggot dari Kandang Maggot Jogja didistribusikan ke peternak ikan lele dan pabrik pakan ternak. Selain itu, limbah dari budidaya maggot juga diolah menjadi pupuk kompos yang berguna bagi lingkungan.

Baca Juga: Depo Ditutup, Gang di Kota Jogja Jadi Tempat Buang Sampah

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya