Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pasien Positif COVID-19 di Bantul, sering Pergi ke Jakarta

RSUD Panembahan Senopati Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Bantul, IDN Times -  RSUD Panembahan Senopati Bantul merawat satu pasien positif corona. Pasien berjenis kelamin laki-laki, usia 50 tahun itu diketahui sering melakukan perjalanan dinas ke Jakarta. 

1. Hasil swab sampel dikirim ke BBTKLPP sehingga hasil lebih cepat

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan Infeksi COVID-19, Kabupaten Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santosa. IDN Times/Daruwaskita

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan Infeksi COVID-19, dr Tri Wahyu Joko Santosa mengatakan pasien yang masuk di RSUD Panembahan Senopati pada Kamis (12/3), hasil swabnya lebih cepat karena sudah tidak lagi dikirim ke Litbangkes Kemenkes RI tetapi cukup ke BBTKLPP Yogyakarta.

"Untuk menguji satu swab di BBTKLPP hanya butuh waktu 8 jam namun jika di Litbangkes akan butuh berhari-hari karena antriannya juga banyak," katanya, Jumat (20/3).

2. Pasien sering melakukan perjalanan dinas ke Jakarta

Simulasi penyakit menular yang dilakukan oleh RSUP dr. Sardjito. IDN Times/Siti Umaiyah

Oki panggilan akrab Tri Wahyu Joko Santosa menjelaskan pasien positif corona itu memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta. Pasien memiliki rumah di Jakarta sehingga sering melakukan perjalanan pulang-pergi ke Jakarta dan Bantul.

Setelah itu sakit dan masuk ke RSUD Panembahan Senopati pada Kamis (12/3). "Pasien yang positif COVID-19 ini merupakan ASN yang ada di Kabupaten Bantul dan bertugas di dinas yang vertikal ke pemerintah pusat bukan di kabupaten," ungkapnya.

3. Kondisi pasien saat ini stabil

Ruang isolasi RSUD Panembahan Senopati Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Oki menyatakan pasien datang ke RSUD Panembahan Senopati Bantul karena mengalami batuk dalam waktu lama, panas tinggi dan disertai sesak napas.

"Saya tidak bisa menjelaskan secara detail identitas pasien. Yang pasti dia datang dengan panas tinggi dan sulit bernapas," terang Oki. 

4. Ada sekitar 90 orang hasil tracing yang ditelusuri dari pasien

Ilustrasi (IDN Times/Mia Amalia)

Setelah mengetahui ada pasien positif corona, Oki mengaku melakukan tracing. Bahkan tracing dilakukan sampai di tempat pasien bekerja sebagai ASN.

"Pada pasien yang positif ini maka kontrak tracing dinyatakan sebagai ODP. Kategori ODP akan diberikan kepada kontak tracing yang punya gejala batuk, pilek, panas dan nyeri tenggorokan. Sedangkan kontak tracing yang tidak mengalami gejala namun sudah berkontak dengan pasien yang positif maka dimasukkan dalam kontak erat tinggi. Semuanya diberlakukan isolasi di rumah dan diperkirakan mencapai sekitar 90 orang, namun tidak semua ODP," ungkapnya.‎

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
Paulus Risang
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us