Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Paceklik Ikan, Wisatawan jadi Penyelamat Nelayan Pantai Depok Bantul

Wisatawan ramai-ramai membeli hasil tangkapan ikan nelayan Pantai Depok Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)
Intinya sih...
  • Nelayan Pantai Depok mengandalkan wisatawan sebagai sumber pendapatan tambahan saat hasil tangkapan minim di laut.
  • Hasil penjualan langsung ke wisatawan bisa dua kali lipat dari harga di tempat pelelangan ikan (TPI), membantu menutup biaya operasional melaut.
  • Nelayan muda, Danang, bersyukur atas keberadaan wisatawan di Pantai Parangtritis yang membantu menopang penghasilan para nelayan.

Bantul, IDN Times - Kondisi gelombang besar dan angin kencang sering menjadi hambatan bagi nelayan untuk melaut. Meski mempertaruhkan nyawa, hasil tangkapan ikan kadang tak sebanding dengan risiko yang dihadapi. Bahkan, saat tangkapan ikan minim dan dijual ke tempat pelelangan, hasilnya tak cukup untuk menutupi biaya operasional.

Karena itu, nelayan Pantai Depok, Kabupaten Bantul, mengandalkan wisatawan sebagai sumber pendapatan tambahan. Para wisatawan inilah yang membantu mereka mendapatkan penghasilan untuk membeli bahan bakar serta menjaga dapur tetap mengepul di tengah kondisi sulit.

1. Nelayan lebih untung saat ikan dijual ke wisatawan

Wisatawan ramai-ramai membeli hasil tangkapan ikan nelayan Pantai Depok Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu nelayan Pantai Depok, Mistok (49), mengakui bahwa wisatawan menjadi sumber pendapatan utama ketika hasil tangkapan minim. Jika ikan dijual ke tempat pelelangan ikan (TPI), pendapatan sering kali tak cukup untuk menutupi biaya operasional melaut.

"Ikan hasil tangkapan dari laut kita jual ke wisatawan. Hasilnya jauh lebih menguntungkan daripada dijual ke TPI dengan harga yang sudah ditentukan sesuai dengan jenis ikan yang ditangkap," tuturnya, Senin (11/11/2024).

2. Ongkos minimal Rp200 ribu setiap kali melaut

Perahu nelayan mendarat di Pantai Depok Bantul usai menjaring ikan di laut. (IDN Times/Daruwaskita)

Mistok menjelaskan bahwa untuk sekali melaut, dirinya membutuhkan biaya operasional minimal Rp200 ribu, sebagian besar untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite yang bisa menghabiskan 10-15 liter, ditambah biaya operasional lainnya.

"Minimal kalau sekali turun melaut harus dapat uang Rp200 ribu agar bisa turun melaut hari selanjutnya. Untuk makan kita utang, ndak dapat duit dari jualan ikan," ujarnya.

Ketidakpastian hasil tangkapan dan harga murah di tempat pelelangan ikan (TPI) membuat wisatawan yang datang ke Pantai Parangtritis menjadi penyelamat para nelayan. "Kita bisa menjual harga ikan dengan harga dua kali lipat dengan harga yang ada di TPI. Tapi sayangnya wisatawan ramai saat hari Sabtu dan Minggu," ujarnya.

Pada Minggu (10/10/2024) lalu, misalnya, Mistok mendapatkan tangkapan ikan yang minim. Jika dijual ke TPI, hasilnya hanya sekitar Rp200 ribu. Namun, dengan menjual langsung ke wisatawan, dia bisa mendapatkan hingga Rp500 ribu.

"Wisatawan ingin ikan yang segar dan langsung di dapat oleh nelayan dari laut. Rasanya ikan ketika diolah juga jauh lebih enak dari pada ikan yang dijual di Pasar Ikan Depok," tambahnya lagi.

3. Wisatawan ramai saat Sabtu dan Minggu

Perahu nelayan mendarat di Pantai Depok Bantul usai menjaring ikan di laut. (IDN Times/Daruwaskita)

Danang, seorang nelayan muda di Pantai Depok yang juga putra sulung Mistok, merasa bersyukur dengan keberadaan wisatawan di Pantai Parangtritis yang membantu menopang penghasilan para nelayan ketika hasil tangkapan ikan minim atau jenis ikan dijual dengan harga rendah di tempat pelelangan ikan (TPI).

"Kita masih beruntung melaut di Pantai Depok yang ramai wisatawan meski hanya Sabtu dan Minggu. Ikan bisa laku dibeli oleh wisatawan," ujarnya.

Meskipun baru berusia 18 tahun, Danang memiliki pengalaman melaut bersama ayahnya. Ditambah dengan keterampilan yang diperoleh saat menempuh pendidikan di SMK Pelayaran Sanden, Bantul, ia memiliki mental kuat untuk meneruskan pekerjaan orang tuanya sebagai nelayan.

"Yang jelas kalau saya ini masih bujangan tidak punya tanggungan keluarga sehingga melaut untuk mencari pengalaman selain membantu orang tua mendapatkan sedikit rejeki," ujarnya.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
Paulus Risang
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us