Ilustrasi protokol kesehatan ( ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Maka dari itu pula, Aji meminta peran aktif pengelola dan asosiasi perhotelan, jasa travel, dan pemilik destinasi wisata untuk bersama-sama mengantisipasi penyebaran COVID-19 lebih jauh.
Dimulai dari memperketat skrining di setiap akses masuk. "Organisasi-organisasi pengelola terus semakin mengencangkan protokol kesehatan," sambungnya.
Untuk pengelola destinasi wisata diimbau agar melipatgandakan pengawasan protokol kesehatan. Utamanya, untuk tempat wisata yang sifatnya tertutup alias indoor.
Aji tak lupa mengingatkan agar warga DIY maupun wisatawan senantiasa disiplin menjaga diri dan orang-orang sekitarnya.
"Yang harus dilakukan sekarang satu-satunya adalah bagaimana orang-orang pribadi menjaga protokol kesehatan masing-masing. Jangan lepas masker selalu cuci tangan, dan seterusnya," tandasnya.
Sebelumnya, sebanyak 7 sampel COVID-19 dari DIY terkonfirmasi sebagai varian Omicron BA.2 atau Omicron siluman.
Tujuh kasus ini terungkap lewat pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) oleh Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM.
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Genetik FKKMK UGM Gunadi mengatakan, ketujuh kasus Omicron siluman ini terdeteksi lewat pemeriksaan WGS terhadap total 47 sampel COVID-19 awal Februari 2022 lalu.
"Iya, (Omicron BA.2) di DIY terdeteksi awal Februari," kata Gunadi saat dihubungi, Kamis (3/3/2022).
Gunadi tak memungkiri bahwa varian BA.2 ini kemampuan menularnya melebihi varian BA.1 atau bentuk Omicron yang mendominiasi di dunia atau Indonesia sekarang ini.
"Sementara ini dikatakan transisi lebih cepat, tapi kalau derajat beratnya masih perlu penelitian lebih lanjut," tandasnya.