Nur Rakhmat mengakui sebelumnya dihubungi oleh jurnalis dari IDN Times melalui sambungan telepon. Jurnalis itu bertanya terkait pencopotan baliho bakal calon bupati Bantul dan bakal calon wakil bupati Bantul yang diturunkan oleh Satpol PP Pemkab Bantul dan juga seputar majunya dirinya menjadi bakal calon wakil bupati Bantul dari Partai Demokrat Bantul.
"Saat saya menerima telepon untuk melakukan wawancara, saya sedang dalam perjalanan dengan menggunakan mobil sehingga komunikasi melalui saluran telepon kurang terdengar bagus," katanya, Rabu (16/10).
Ada sejumlah pertanyaan terkait dengan penurunan baliho oleh Satpol PP, tentang niat dirinya maju menjadi bakal calon bupati Bantul, dan tentang kondisi pemerintahan di Kabupaten Bantul terkait bupati dan wakil bupati yang punya niat maju sebagai bacalon bupati Bantul dalam Pilkada 2019 yang akan datang.
"Ada pertanyaan terkait hubungan Bupati Bantul Suharsono dan Wakil Bupati Bantul yang tidak harmonis bisa berdampak pada program pembangunan di Bantul yang bisa terhambat karena kedua pemimpin di Bantul tak lagi harmonis," ujarnya.
Nur yang juga mantan anggota DPRD Bantul 2014-2019 ini mendengar informasi dari berbagai pihak bahwa hubungan antara wakil bupati dan bupati Bantul kurang harmonis.
"Jadi saya bilang kalau sudah tidak harmonis bahkan pendukung dari Wabup Bantul mengkritisi kepemimpinan Bupati Bantul adalah hal yang tidak layak karena baik buruknya bupati dan wakil bupati tentunya bukan saja kegagalan bupati namun juga wakilnya karena 1 paket," ungkapnya.
"Ya mungkin saat saya berbicara tentang pendukungnya wakil bupati Bantul yang justru mengkritisi kebijakan Bantul ada kesalahan informasi bahwa wakil bupati menyatakan bupati Bantul telah gagal. Namun sebenarnya tidak seperti itu. Mungkin juga pas saya bicara sinyal telepon sedang buruk karena di perjalanan sehingga diartikan berbeda dan ketika berita tayang bukan seperti yang saya maksudkan atau inginkan," tambahnya lagi.