Pengelola Candi Borobudur Berjanji Tingkatkan Kesejahteraan Gajah

Bakal lakukan koordinasi dengan AFJ

Magelang, IDN Times - General Manager Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan pihaknya telah menyetop aktivitas menunggangi gajah di Candi Borobudur dan menggantinya dengan paket memberi makanan pada satwa.

Pada audiensi yang diadakan Kamis (4/7), ia menjelaskan bahwa PT Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko bakal berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Animal Friends Jogja (AFJ) serta aktivis sosial dan lingkungan Melanie Subono untuk mencari solusi agar kesejahteraan gajah di Candi Borobudur dapat meningkat.

1. Perlu membentuk tim

Pengelola Candi Borobudur Berjanji Tingkatkan Kesejahteraan GajahIDN Times/Nindias Khalika

Putu menjelaskan pihaknya perlu membentuk tim terlebih dahulu sehingga respon terhadap surat yang dilayangkan AFJ sebelumnya belum diberikan.

Ia menerangkan saat ini ada lima gajah yang dirawat di Lembaga Konservasi Taman Satwa Borobudur. Kelimanya merupakan gajah Sumatera, terdiri dari dua jantan dan tiga betina.

Baca Juga: Dukung Kesejahteraan Gajah, AFJ Temui Pengelola Candi Borobudur

2. Perlu jalan jauh

Pengelola Candi Borobudur Berjanji Tingkatkan Kesejahteraan GajahIDN Times/Nindias Khalika

Aktivitas menunggangi gajah, kata Putu, ada karena gajah butuh untuk berjalan jauh setiap hari. Hal ini dibenarkan oleh Konsultan Satwa Borobudur drh. Machmud Asvan. Menurutnya, gajah perlu berjalan jauh sehingga apabila aktivitas menunggangi gajah disetop maka pihak manajemen perlu memikirkan cara agar kebutuhan tersebut terpenuhi.

"Mampu gak manajemen mengawal gajah jalan? Terus terang saya agak was-was saat yang ditunggangi dihentikan. Gajah ini berkurang exercise-nya dan akan merugikan kesehatan gajah itu," ucapnya.

Lebih lanjut, Machmud Asvan menerangkan gajah jantan di Borobudur diikat karena akan bertengkar jika tidak dipisahkan. Tapi ke depan ia akan mengusulkan agar dibuatkan kandang agar gajah tak perlu lagi diikat.

"Ganco juga hanya digunakan saat situasi penting. Alat itu hanya dibawa pawang saja tapi tak dipakai," katanya.

3. Penilaian dari kacamata kesejahteraan hewan

Pengelola Candi Borobudur Berjanji Tingkatkan Kesejahteraan GajahIDN Times/Nindias Khalika

Akademisi Fakultas Kedokteran Hewan UGM drh. Hery Wijianto yang juga hadir dalam audiensi mengatakan aktivitas menunggang gajah tidak menganggu jika dilihat dari sisi fisiologi, anatomi, dan kesehatan.

"Ditunggangi di halaman kecil seluas 50 meter kali 50 meter di samping kandang. Itu bagian dari exercise. Ditunggangi dua sampai tiga orang sebenarnya tak akan berubah tulangnya karena strukturnya berbeda dengan sapi atau kuda. Konstruksi lengkung tulang mampu menahan beban lebih besar dari badannya," ucapnya.

Tapi, dari kacamata kesejahteraan hewan, aktivitas menunggangi gajah memang tidak tepat.

"Memang kurang tepat karena tidak sesuai dengan alaminya. Yang namanya di alam tidak mungkin ditunggangi. Jadi saya kira masukan dari AFJ yang Mbak Melanie itu jadi energi positif buat teman-teman lembaga konservasi untuk memperbaiki. Kalau tidak diingatkan, akan terbuai," terangnya.

Sementara itu, General Manager Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan jika pihaknya bakal berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Animal Friends Jogja (AFJ) serta Melanie Subono untuk mencari solusi agar kesejahteraan gajah di Candi Borobudur dapat meningkat.

"Gajah ada di Borobudur karena berkaitan dengan relief yang ada di candi. Kami minta masukan Mbak Melanie tentang gajah yang kami rawat," katanya.

Baca Juga: 9 Fakta Unik Tentang Gajah, Hewan Raksasa yang Perasa

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya