Kondisi dapur dari mbah Saminem yang berlantai dari tanah.(IDN Times/Daruwaskita)
Tokoh masyarakat di Padukuhan Pelemantung, Sarjono, mengatakan lansia yang tak lagi bisa mencairkan bansos PKH dan BPNT tak hanya Saminem. Di wilayahnya, setidaknya ada empat lansia lain yang bernasib sama, bahkan ada lansia yang sudah sebatang kara.
"Jadi kasusnya sama dan tidak lagi bisa mencairkan BPNT dan PKH karena tidak ada saldo di kartu BPNT sejak satu tahun yang lalu," ujarnya.
Sarjono mengaku sudah berkomunikasi dengan Dukuh Pelemantung dan petugas pendamping PKH dan BPNT Kalurahan Selomapioro. Dari penjelasan pendamping, para lansia tidak lagi mendapatkan BPNT dan PKH karena tidak ada pendamping di keluarganya.
"Tapi ini kan lucu, mbah Saminem masih ada anaknya namun kartu BPNT saldonya juga kosong sejak satu tahun yang lalu," ucapnya.
Sarjono berharap Dinas Sosial Bantul turun tangan atas permasalahan yang dialami oleh para lansia ini, apalagi mengingat kondisinya memprihatinkan dan masuk dalam keluarga miskin.
"Mosok yang ambil BPNT pakai motor baru, orang tua jompo justru program BPNT dan PKH dicoret," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Kabupaten Bantul, Gunawan Budi Santosa, mengatakan akan segera menurunkan tim untuk mengetahui duduk pasti permasalahannya hingga lansia di Kalurahan Selopamioro tidak mendapatkan bantuan BPNT dan PKH padahal masih terdaftar sebagai penerima bansos.
"Saya cek dulu di lapangan, setelah ada kepastian nanti saya akan beri informasi lebih lanjut," katanya singkat.