Pameran Arsip bertajuk 'Napak Tilas 18 Tahun Gempa Jogja 27 Mei 2006' di Gedung Depo Arsip, DPAD DIY, Senin (27/5/2024). (Dok. Istimewa)
Kurniawan mengungkapkan pemahaman mitigasi bencana menjadi bagian penting untuk masyarakat. Ia mengingatkan gempa Jogja yang terjadi tahun 2006 dengan kekuatan 5,9 skala richter tekah meluluhlantakkan bangunan, infrastruktur, hingga jaringan listrik dan telekomunikasi di seluruh wilayah Bantul dan sekitarnya.
Kurniawan menyebut dampak gempa tersebut juga meluas sampai Sleman, Kulon Progo, Gunungkidul, Klaten, dan Boyolali dengan total korban tewas antara 5.778 hingga 6.234 orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengklasifikasikan total kerusakan akibat gempa tersebut dalam kategori ekstrem, karena lebih dari 800 ribu orang kehilangan tempat tinggal, dengan kerugian finansial mencapai Rp29,1 triliun.
"Hari ini kita berada di sini bukan untuk mengenang dan meratapi apa yang sudah terjadi. Pameran ini adalah bagian dari upaya untuk mengambil pelajaran dan memitigasi, meskipun gempa dan bencana lain tentu tidak pernah kita inginkan terjadi lagi," ujar Kurniawan.
Kurniawan berharap masyarakat dapat mengambil nilai-nilai positif dari peristiwa gempa 2006. Sehingga apabila terjadi gempa, masyarakat dapat lebih siap. Dia menuturkan pameran tersebut diselenggarakan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pencegahan bencana.