ilustrasi gigitan nyamuk (pixabay.com)
Uut, panggilan akrab Adi Utarini mengatakan penelitian RCT telah menunjukkan hasil yang signifikan. Sebanyak 12 area di Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Bantul dipilih secara acak dan memperoleh intervensi dengan melepaskan nyamuk yang mengadung Wolbachia. Sedangkan 12 area lainnya, tanpa intervensi Wolbachia atau yang disebut area kontrol.
Setelah periode pelepasan nyamuk ber-Wolbachia, WMP Yogyakarta melakukan monitoring nyamuk dan melakukan perekrutan pasien demam di Puskesmas. Sebanyak 8.144 pasien demam berusia 3 hingga 45 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Mereka diidentifikasi dari 18 Puskesmas di seluruh Kota Yogyakarta dan sebagian wilayah di Bantul.
Dari hasil penelitian menunjukkan dampak signifikan dari metode Wolbachia dalam menurunkan demam berdarah di wilayah perkotaan
“Hasil penelitian yang menggembirakan ini merupakan keberhasilan utama yang dipersembahkan bagi Yogyakarta, Indonesia dan dunia. Di Indonesia, diperkirakan terdapat tujuh juta kasus demam berdarah setiap tahunnya," ungkapnya pada Rabu (26/8/2020).