Menteri LH Kirim Tim Penyelidik Cek Pengelolaan Sampah di Yogyakarta

Intinya sih...
- Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq, akan menerjunkan tim penyelidik untuk meninjau persoalan sampah di Kota Yogyakarta.
- Pemkot Yogyakarta menjalankan pengelolaan sampah secara real time dan berharap dapat mengoptimalkan kinerja UPS serta bekerja sama dengan mitra.
- Sebanyak 1.130 orang transporter sampah melayani warga di Kota Yogyakarta, dengan 25 kelurahan berstatus hijau dan 20 kelurahan berstatus kuning dalam pengelolaan sampah.
Yogyakarta, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq membeberkan rencananya untuk segera menerjunkan tim penyelidik guna meninjau persoalan sampah di Kota Yogyakarta.
Hanif pada Novermber 2024, menyoroti pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta. Ia merasa berang dan menilai pemkot tak serius usai melihat tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Mandala Krida.
1. Kirim tim pekan depan
Hanif mengatakan, tim penyelidik akan dikirim pekan depan guna menelisik pengelolaan sampah di Yogyakarta.
"Saya minggu depan ini mengirim kembali tim penyelidik untuk melakukan penyelidikan sampah di Yogyakarta," papar Hanif saat mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto, Nanggulan, Kulon Progo, Sabtu (19/4/2025).
Hingga saat ini, ia mengaku belum mengetahui bagaimana persoalan sampah di Kota Yogyakarta akan diselesaikan. "Sampai hari ini kami belum tahu sampahnya lari ke mana," ucap Hanif.
3. Kelola sampah secara real time
Pemkot Yogyakarta sendiri resmi menjalankan pengelolaan sampah secara real time atau diselesaikan pada hari sampah diproduksi pada Rabu (16/4/2025).
Seluruh kesiapan dijalankan seiring capaian upaya 'paruh pertama', yakni membersihkan seluruh depo dan tempat penampungan sampah (TPS) di Kota Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo yakin pemkot mampu menjalankan skema secara real time, karena potensi pengolahan melalui Unit Pengelolaan Sampah (UPS) sudah melampaui potensi sampah mingguan.
Disebutkan potensi sampah mingguan sekitar 1.423 ton, sementara potensi pengolahan sampah mingguan per 15 April 2025 mencapai 1.650 ton/minggu.
"Secara matematis bisa," kata Hasto Rabu (16/4/2025).
Hasto berharap pengolahan sampah real time disertai monitoring pelaksanaan di lapangan demi memastikan rantai pengangkutan dan pengolahan sampah lancar. Armada truk bisa ditambah apabila diperlukan, dan ia meminta waktu pengangkutan dari depo harus diperhatikan agar tidak terlambat.
3. Enam UPS di Kota Yogyakarta
Hasto menambahkan pemkot akan mengoptimalkan kinerja UPS dan bekerja sama dengan mitra. Adapun UPS yang dikelola Pemkot Yogyakarta meliputi TPS3R Nitikan, Kranon, Karangmiri, Sitimulyo, Giwangan dan Tompeyan. Metode pengolahan enam tempat pengelolaan sampah akan mengubah sampah menjadi refuse derived fuel (RDF), selain dimusnahkan menggunakan metode termal atau memakai mesin insinerator.
Sementara Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menyebut, jumlah transporter atau penggerobak sampah yang mengangkut ke depo saat ini tercatat 1.130 orang. Peta assessment dari 45 lurah menyatakan jumlah itu cukup untuk melayani warga.
Agus juga membeberkan jumlah kelurahan berstatus hijau sebanyak 25 dan kuning berjumlah 20 kelurahan. Status hijau berarti kelurahan tak ada masalah dalam pengelolaan sampah atau sudah baik. Sedangkan kuning, berarti masih ada persoalan seperti pembuangan sampah di luar depo.