Penerima beasiswa Kepemimpinan TELADAN Tanoto Foundation, Lintang Sekar Jagad (kanan). (Dok. Istimewa)
Salah satu penerima beasiswa Kepemimpinan TELADAN Tanoto Foundation, Lintang Sekar Jagad, menceritakan saat awal mencari beasiswa bukan hanya yang memberikan dukungan finansial, namun dirinya juga mencari beasiswa yang bisa membantu mengembangkan dirinya. “Lalu, saya melihat ada beasiswa TELADAN ini yang sedang membuka pendaftaran. Setelah saya baca dan browsing lebih dalam tentang programnya, ternyata beasiswa TELADAN ini merupakan beasiswa prestasi dengan program pengembangan kepemimpinan yang sangat komprehensif,” ungkap mahasiswi lulusan Manajemen Kebijakan Publik UGM itu.
Lintang menyebut ada banyak kegiatan pembelajaran, pelatihan, dan juga pendampingan yang bisa membantu penerima beasiswa untuk tumbuh dan berkembang secara komprehensif, baik secara akademik maupun personal. Persyaratan dokumennya juga tergolong sederhana dan tidak rumit sehingga lebih inklusif bagi banyak mahasiswa. “Dari situ saya langsung tertarik karena saya merasa program ini bisa jadi ruang yang tepat untuk saya belajar. Berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, dan juga memberikan kontribusi yang luas ke masyarakat,” kata Lintang.
Setelah mendapat beasiswa Tanoto Foundation, Lintang merasakan manfaatnya. Ia mengaku mendapatkan banyak pelatihan, mentoring, dan juga tugas atau proyek yang dirancang untuk menumbuhkan skill leadership, baik dalam konteks organisasi, komunitas, maupun pribadi. “Yang paling menarik bagi saya, konsep kepemimpinan yang diajarkan dalam program ini tidak hanya soal posisi untuk memimpin orang lain, tapi juga tentang memiliki nilai, empati, dan tanggung jawab sosial, di mana seorang pemimpin mampu membawa dampak positif bagi lingkungan sekitarnya,” cerita Lintang.
Lintang mengungkapkan setidaknya ada tiga soft skills utama yang menurutnya paling terasa dan memiliki dampak pada dirinya, yaitu agility, grit, dan leadership. Selama tiga tahun mengikuti program ini, penerima beasiswa banyak dilatih untuk menjadi pribadi yang tangguh dan adaptif dalam menghadapi perubahan. Ia belajar untuk tidak mudah menyerah dengan segala tantangan dan hambatan yang dihadapi, terbuka untuk terus berkembang, dan beradaptasi dengan berbagai pengalaman baru.
“Saya belajar untuk tidak hanya mampu memimpin orang lain, tapi juga utamanya adalah memimpin dan mengenali diri sendiri. Program ini benar-benar membantu saya membangun growth mindset, di mana setiap tantangan dipandang sebagai peluang untuk terus belajar dan berkembang agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi setiap harinya,” ucap Lintang.
Dari perjalanannya mengikuti program TELADAN, Lintang merasa banyak pengalaman berkesan yang dirasakan. Salah satu yang menurutnya paling berkesan adalah ketika para scholars mendapatkan kesempatan untuk bertemu dalam acara gathering tahunan, di mana seluruh penerima beasiswa TELADAN dari berbagai universitas di Indonesia bertemu dan berkumpul di acara tersebut.
“Di sana kami belajar banyak hal melalui kegiatan-kegiatan inspiratif dan juga kolaborasi lintas kampus yang menjadi kesempatan berharga untuk mempererat kebersamaan sekaligus membangun relasi positif antar-scholars. Puncaknya adalah Awarding Night, yang selalu menjadi momen emosional kami, karena kami bisa melihat sejauh apa perjalanan dan kontribusi kami selama setahun terakhir. Hal yang juga berkesan bagi saya adalah rasa kebersamaan antar-scholars yang cukup kuat karena kami merasakan bagaimana tumbuh bersama selama program dan juga saling mendukung serta menguatkan satu sama lain,” cerita Lintang.
Lintang segera memasuki dunia kerja dalam waktu dekat, ia merasa sudah mendapat banyak bekal dari program TELADAN. “Sedikit sneak peek, selama tiga tahun mengikuti program TELADAN, setiap tahunnya kami dibekali oleh fokus pengembangan yang berbeda,” kata Lintang.
Di tahun pertama ada program Lead Self, di mana scholars diajak untuk mengenal diri sendiri secara lebih dalam, mulai dari memahami potensi, kekurangan, kelebihan, hingga minat dan passion. Tujuannya supaya bisa membangun self-awareness yang kuat dan tahu bagaimana cara mengembangkan diri dengan lebih efektif. Kemudian tahun kedua ada Lead Others, di tahap ini scholars belajar bagaimana mengaplikasikan kemampuan dan nilai diri yang sudah dimiliki, untuk dapat memberikan manfaat bagi orang lain melalui proyek sederhana berbasis sosial yang melatih empati dan kerja sama tim.
Lalu di tahun terakhir scholars mengikuti Professional Preparation yang fokusnya adalah persiapan menghadapi dunia kerja, mulai dari membuat CV, menghadapi wawancara kerja, bagaimana memulai karier serta memilih jalan karier yang tepat, dan lain sebagainya. “Saya merasa ketiga tahapan ini saling melengkapi satu sama lain. Tahun pertama banyak menumbuhkan soft skills, tahun kedua mengasah leadership dan kemampuan kolaborasi, sedangkan tahun ketiga membekali kami dengan hard skills yang relevan untuk dunia profesional. Jadi ketika lulus, kami bukan hanya siap bekerja, tapi juga siap berkontribusi secara nyata di lingkungan kerja maupun masyarakat,” kata Lintang.
Mahasiswa UGM lainnya yang juga menerima beasiswa program TELADAN, Rafael David Santoso mengaku melalui berbagai tahapan program yang dijalankan, merasa lebih aware kemampuan dirinya dan tahu harus mengembangkan ke mana. “Lebih termotivasi, lebih terarahlah,” ungkap Rafael.
Rafael menyebut banyak hal ia dapat dari program TELADAN, tidak hanya soal dukungan biaya kuliah, tapi lebih dari itu. Ia menyebut dapat mengasah soft skills hingga melatih jiwa kepemimpinannya. Dirinya menyadari berbagai bekal selama dibangku kuliah tersebut sangat penting untuk menghadapi dunia kerja nantinya.
“Banyak fenomena juga mahasiswa yang ikut-ikutan FOMO (Fear of Missing Out), gak tahu arah. Dengan pelatihan dari Tanoto Foundation lebih terarah, meningkatkan soft skills juga. Termasuk juga soal kepemimpinan,” kata mahasiswa Teknik Kimia UGM itu.