Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo (baju coklat) meninjau vaksinasi di Kapanewon Srandakan.(IDN Times/Daruwaskita)
Lewat Vaksinasi Jimpitan Plus ini, diharapkan masyarakat yang awalnya ragu untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 akan percaya diri dan mengikuti vaksinasi. Demikian pula masyarakat yang mulanya tidak bersedia atau menolak vaksinasi bisa terbuka untuk mengikuti vaksinasi karena sudah dipastikan aman dan halal.
"Vaksinasi Jimpitan Plus ini semacam sapu jagatnya vaksinasi COVID-19 sehingga 100 persen sasaran semuanya bisa tervaksin lengkap bahkan mendapatkan booster," terangnya.
Lebih jauh, Glory mengatakan awalnya vaksinasi jimpitan tersebut dinamai Vaksinasi Desa. Namun dengan kehadiran Sambatan Jogja (Sonjo) yang membantu penggalangan dana untuk pelaksanaan vaksinasi, lantas namanya diganti dengan Vaksinasi Jimpitan.
"Kenapa itu kok ada nama 'jimpitan', ya karena seluruh biaya vaksinasi berasal dari donasi atau jimpitan yang dikelola oleh Sonjo. Sonjo yang mengelola donasi dari berbagai pihak kemudian disalurkan kepada pihak-pihak yang akan menggelar serbuan vaksin," ujarnya.
"Setelah kita hitung-hitung sekali serbuan vaksin dengan sasaran lebih dari 1.000 orang biayanya per orang hanya sekitar Rp4 ribu hingga Rp6 ribu karena biaya yang dikeluarkan hanya untuk snack dan makan saja serta bayar sewa tenda. Sementara untuk petugas yang terlibat dalam vaksinasi semuanya gotong royong (tidak ada yang dibayar)," tambahnya lagi.