Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, berfoto bersama sepeda milik Buya Syafii di Serambi Buya Syafii. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Haedar melanjutkan, Serambi Buya Syafii menyimpan berbagai benda yang lekat dengan kehidupan seniornya di Muhammadiyah itu. Pengunjung dapat menemukan koleksi mesin ketik, tongkat teken, juga sepeda yang biasa Buya Syafii kayuh.
"Bagian dari aktivitas hidupnya dan benda-benda yang terkait dengan beliau, seperti museum lah," kata Haedar.
Sebanyak sekitar 9 ribu judul judul buku yang dimiliki Buya Syafii tentang beragam tema, mencakup beberapa karya pribadinya menghiasi hampir setiap sudut ruang Serambi Buya Syafii.
Bacaan ini, menurut Haedar, adalah jalan menuju bingkai pemikiran sang guru bangsa. Serambi Buya Syafii yang sarat akan nilai sejarah menjadi acuan bagi bangsa Indonesia. Buya Syafii, berpijak dari rumah ini tumbuh sebagai tokoh guru bangsa dengan segudang kontribusi bagi dunia.
Serambi Buya Syafii mengundang siapa saja tanpa terkecuali untuk berkunjung dan merefleksikan nilai-nilai kehidupan Buya Syafii. Harapannya, rumah ini kian mendekatkan dan mendorong masyarakat untuk meneruskan komitmen dan perjuangan Buya Syafii menciptakan cita-cita keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
"Tentu bagi kita, generasi muda terutama, lebih-lebih yang milenial lah perlu belajar dari tokoh-tokoh bangsa ini lewat media digital maupun Serambi Buya. Agar generasi millenial ini tidak lost generation, menjadi generasi yang tercerabut dari akar budayanya karena tidak mengenal tokohnya, termasuk tokoh pendiri bangsa," pungkasnya.