Yogyakarta, IDN Times – Sekaten MMXIX tahun ini, kamu takkan menemukan awul-awul juga keramik sortiran. Tak ada komedi putar, tong setan, atau rumah hantu. Tak ada kerak telur, juga penjual perahu othok-othok.
Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta pun relatif sepi. Keramaian berpindah ke bangunan di selatannya, Pagelaran dan Sitihinggil Keraton Yogyakarta. Salah satunya berupa pameran tematik pertama yang digelar bertajuk “Sri Sultan Hamengku Buwono I: Menghadang Gelombang, Menantang Zaman” yang digelar 1-9 November 2019.
“Masyarakat diajak menafsirkan sejarah peninggalan Pangeran Mangkubumi melalui karya-karya sastranya,” kata Ketua Pameran Sekaten yang juga anak ke-4 dari Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu.
Untuk melihat karya-karya peninggalan HB I, pengunjung mesti merogoh kocek Rp5.000. Ada empat loket yang disediakan di dekat pintu masuk. Dan pagi itu, Senin (4/11), baru satu loket yang buka.
Lantas siapakah Sultan Hamengku Buwono I yang telah diangkat menjadi pahlawan nasional ini?